Anas pun mencanangkan pertumbuhan ekonomi inklusif, yaitu pertumbuhan ekonomi yang merata dan bisa dirasakan masyarakat Banyuwangi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Peningkatan di sektor ekonomi tetap menjadi fokus Banyuwangi dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2018. Hal ini sebagaimana dipaparkan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Kabupaten (Musrenbangkab) 2017 di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Rabu (23/3).
“Peningkatan ekonomi harus menjadi fokus utama dalam Musrenbang kali ini, guna menjadi acuan RKPD pada tahun 2018,” kata Anas.
Kondisi perekonomian global menjadi atensi penting dalam menyusun rencana kerja Banyuwangi ke depan. Pemotongan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Dunia dari 2,7 ke 2,6 dan keluarnya Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa lainnya dari Trans Pacific Partnership (TPP) berpengaruh pada nilai ekspor, perdagangan dan investasi dan pertumbuhan ekonomi beberapa negara.
Perlambatan ekonomi tersebut juga akan berdampak pada Indonesia. Diprediksi selama 2017–2018, pertumbuhan ekonomi akan bergerak lambat. Hal ini bertambah sulit dengan realisasi penerimaan pajak dalam dua tahun terakhir masih belum mencapai target. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi transfer dana perimbangan ke APBD.
“Tantangan yang demikian berat, bukan berarti kita harus pasrah. Tapi kita harus optimis, bekerja lebih keras, fokus dan mencari solusi untuk memperkuat daya beli masyarakat,” ujar Anas.
Dengan tantangan yang demikian, Anas tetap optimis Banyuwangi mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya pada tahun depan. Hal ini dilandasi dengan berbagai faktor yang menunjukkan trend yang cukup baik dibanding dengan rata-rata provinsi.
Menurut data BPS pada 2015 kemiskinan Banyuwangi tinggal 9,17 persen berada di bawah Jawa Timur yang sebesar 12,34 persen. Indeks Gini yang menandai tingkat kesenjangan ekonomi di Banyuwangi juga relative rendah. Indeks Gini Banyuwangi 2015 berada pada rasio 0,34 persen berada di bawah Jawa Timur yang sebesar 0,40. Demikian pula Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Banyuwangi hanya 2,55 persen. Jauh di bawah Jawa Timur yang mencapai 4,47 persen.
“Dengan kondisi demikian, kami optimis mematok pertumbuhan ekonomi Banyuwangi pada 2018 mencapai 6,67 persen. Inflasi mampu ditekan pada kisaran 3 sampai 5 persen, presentasi kemiskinan bisa turun sampai 8,55 persen dan juga bisa mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia hingga mencapai 68,31 persen,” katanya.
Anas pun mencanangkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Yaitu pertumbuhan perekonomian yang bisa merata dirasakan oleh masyarakat Banyuwangi. “Pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan akan menjadi sektor unggulan untuk merealisasikan perekonomian inkulsif tersebut,” ujarnya.
Guna menunjang pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan tersebut. Pembangunan infrastruktur menjadi pilar utamanya. Infrastruktur sendiri tidak semata pembangunan fisik, namun juga infrastruktur teknologi informasi(TI). “Dengan menggunakan teknologi informasi, tidak hanya untuk memberikan kemudahan menjalankan e-government akan tetapi juga memfasilitasi masyarakat dalam mengakses internet guna mendukung berbagai program pengembangan ekonomi ini,” kata Anas.