1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi kenalkan keramahan warganya lewat Festival Sepuluh Ribu Cangkir Kopi

"Ngopi jadi tradisi asli warga Using yang menggambarkan keramahan. Dan di Kemiren masih terjaga hingga sekarang," kata Anas.

Festival Sepuluh Ribu Cangkir Kopi Banyuwangi. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Sabtu, 21 Oktober 2017 10:59

Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Sabtu (21/10). Tidak hanya mengangkat potensi kopi, dalam ajang ini, Pemkab Banyuwangi ingin menunjukkan bagaimana keramahan warga Kemiren.

"Ngopi jadi tradisi asli warga Using yang menggambarkan keramahan. Dan di Kemiren masih terjaga hingga sekarang. Tradisi ini coba terus kami lestarikan lewat festival," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Kopi yang menjadi simbol dan bentuk keramahan warga Kemiren, disajikan gratis di sepanjang 1 kilometer jalan desa. Jumlahnya ada ribuan cangkir kopi.

Festival Ngopi Sepuluh Ewu, memiliki semboyan 'sekali seduh kita bersaudara'. Melalui secangkir kopi, bisa semakin mempererat tali silaturahmi. Ajang ini, rutin digelar setiap tahun oleh Pemkab Banyuwangi sejak 2014.

"Kegiatan ini juga upaya kami untuk menunjukkan potensi kopi di Banyuwangi. Per tahun produksi kopi di Banyuwangi sudah mencapai 9000 ton. 90 persennya jenis robusta dan 10 persen arabica," terangnya.

Sebelumnya, Pemkab Banyuwangi juga memberikan edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha kopi melalui kegiatan Banyuwangi Coffee Processing Festival, yang berlangsung pada tanggal 18-20 Oktober.

Sementara itu, barista dan tester kopi internasional asal Banyuwangi, Setiawan Subekti menjelaskan, meski di Kemiren tidak memiliki perkebunan kopi, namun budaya ngopi di sana masih tinggi.

"Budaya ngopi di Kemiren masih tinggi. Dan ngopi itu tidak harus di warung atau cafe, tapi juga di rumah. Coba Anda datang ke Kemiren, bertamu, bakal ada hidangannya pakai cangkir, dipastikan itu kopi," terang Iwan yang juga warga Kemiren.

Tester kopi yang sudah keliling dunia sejak tahun 1980-an ini melanjutkan, kawasan Kemiren juga dikelilingi perkebunan kopi. Mulai dari perkebunan Jambu, Ijen, Kali Klatak, Bumi Sari dan Selo Giri.

"Meski tidak ada kebun kopi di Kemiren, jangan lupa, secara geografis Kemiren itu dikelilingi perkebunan kopi," ujarnya.

Iwan sendiri mengaku senang dengan adanya Festival Ngopi Sepuluh Ewu, karena bisa mengangkat potensi kopi Banyuwangi. Dia sendiri, saat ini juga menyajikan hasil eksperimen tentang cita rasa kopi arabica Banyuwangi yang ditanam di bawah ketinggian 800 Mdpl.

"Salah satu cara untuk mempromosikan kopi Banyuwangi. Dan itu jadi cara orang Kemiren bersedekah, dengan kopi. Ibaratnya, kamu bertamu, belum duduk kopinya sudah datang," ujarnya.

(MT/MUA)
  1. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA