"Ini luar biasa banget, konferensi keempat dari Indonesia Berkebun yang mendapat dukungan penuh dari Pemkab (Banyuwangi)," kata Ida.
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi kembali dipercaya menjadi tuan rumah event nasional. Kali ini giliran Komunitas Indonesia Berkebun yang menjadikan Banyuwangi sebagai tuan rumah Konferensi kali keempat komunitas yang berdiri sejak 2010 itu. Dengan suguhan e-park di tengah kota yang hijau dan rindang serta dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, mengundang decak kagum dan apresiasi dari peserta konferensi yang diikuti oleh 24 komunitas kabupaten/kota dan 3 Perguruan Tinggi tersebut.
Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Kepala Sekolah Akademi Berkebun Ida Amal yang menjadi salah satu penggerak Indonesia Berkebun. "Ini luar biasa banget, konferensi keempat dari Indonesia Berkebun yang mendapat dukungan penuh dari Pemkab (Banyuwangi)," katanya.
Tidak hanya itu, Ida Amal juga mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi yang selaras dengan tujuan dari Indonesia Berkebun. "Indonesia Berkebun itu tujuannya tiga E, yaitu ekologi, edukasi dan ekonomi dengan cara memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk dijadikan kebun produktif. Ternyata, langkah-langkah ini telah dilakukan oleh Banyuwangi. Ini patut dicontoh untuk daerah kabupaten/kota lainnya," ujar Ida Amal.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi berkomitmen mengembangkan urban farming yang menjadi gerakan utama dari Indonesia Berkebun. Hal itu juga telah dilakukan sejak lama. Beberapa program dengan merevitalisasi halaman-halaman kantor dan ruang-ruang publik yang kosong menjadi e-park adalah upaya Pemkab Banyuwangi untuk mendorong masyarakat mulai berkebun.
"Gerakan urban farming ini telah kita lakukan sejak lama. Tidak hanya berkebun, kita juga menggalakkan kolam-kolam ikan dan gerakan manghidangkan buah-buah lokal sebagai support untuk kegiatan tersebut," ujar Anas saat membuka acara Konferensi IV Indonesia Berkebun di e-park di komplek GOR Tawang Alun, Banyuwangi, Sabtu (6/8).
Gerakan Berkebun, lanjut Anas, juga bisa ikut serta menekan tingkat inflasi suatu daerah. Pemanfaatan lahan kosong untuk ditanami aneka sayur mayur, tomat, cabe, dan lain sebagainya bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada pasar.
"Jika separuh saja, masyarakat Jawa Timur menggalakan urban farming, tingkat inflasi bisa ditekan lebih rendah lagi, karena masyarakat tidak tergantung dengan harga pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," papar pria yang berulang tahun ke-43 tepat saat pembukaan konferensi itu.
Apresiasi dari Konferensi IV Indonesia Berkebun di Banyuwangi juga datang dari media sosial. Hastag #idberkebunconf sempat menjadi tranding topic Internasional di Twitter kemarin malam (5/8). Ribuan orang nge-Twit dan foto yang mengeksplorasi e-park Banyuwangi dan menjadi lokasi acara membanjiri timeline Twitter dan beberapa media sosial lainnya.
Misalnya akun Balikpapan Berkebun @BpnBerkebun menulis "Untuk tmn2 yg blm tau e-park di @bwangiberkebun yuk kt jln2 sambil belajar :) #idberkebunconf 2016dengan disertai foto-foto e-park.
Tak hanya e-park yang banjir apresiasi, para penari gandrung yang ikut memeriahkan acara pembukaan konferensi pun mengundang decak kagum para netizen. Akun Twitter Bandung Berkebun @BdgBerkebun menulis status "Pembukaan acara #idberkebunconf 2016 @bwangiberkebun dibuka oleh tarian Gandrung. Seriusss kece pisan tariannya" disertai imoticon dan foto-foto.
Hal senada juga diungkapkan langsung oleh para peserta konferensi. Yuyun yang jauh-jauh datang dari Makasar bersama kedelapan temannya, merasa puas dengan sambutan dan kondisi Banyuwangi yang sejuk dan nyaman. "Banyuwangi ini sejuk, bersih. Nyaman dah. Puas bisa datang ke Banyuwangi. Apalagi nanti akan naik ke puncak Ijen, melihat blue fire," tutur perempuan yang mengenakan pakaian adat khas Makasar tersebut.