"Alhamdulillah kami sudah bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Bapak Agus Maftuh Abegebriel".
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi mulai akan membidik pasar Timur Tengah. Destinasi-destinasi di ujung timur Pulau Jawa itu bakal dipromosikan ke Arab Saudi untuk mengincar wisatawan Timur Tengah. Difasilitasi Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi siap membantu promosi wisata Banyuwangi.
"Alhamdulillah kami sudah bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Bapak Agus Maftuh Abegebriel. Beliau mendukung inovasi daerah dalam mengembangkan pariwisata, termasuk Banyuwangi diminta ikut dalam Festival Janadriyah ke-32 yang akan digelar di pada 1-21 Januari 2019 mendatang di Arab Saudi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin (19/11).
Ajang tersebut adalah festival seni budaya tahunan terbesar di Arab Saudi tersebut, yang setiap tahunnya dikunjungi 5juta pengunjung yang berasal dari dalam dan luar Arab Saudi.
"Terima kasih kepada pemerintah pusat, terutama Kemenlu dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang terus memfasilitasi promosi Banyuwangi berpromosi ke mancanegara. Sebelumnya, Banyuwangi juga dipromosikan ke Amerika Serikat, Inggris, sampai Rusia saat Piala Dunia 2018 berlangsung, bahkan pada tahun depan kami juga difasilitasi ke Belgia yang merupakan salah satu pusat aktivitas Uni Eropa," kata Anas.
Anas mengaku sangat antusias dengan tawaran ini, karena Banyuwangi mendukung pengembangan pariwisata halal yang salah satunya menyasar wisatawan asal Timur Tengah. Konsep ini dibentuk untuk memudahkan wisatawan Muslim menjalankan ibadah saat berlibur.
"Kawasan wisata halal ini umumnya akan menyediakan kemudahan yang bersifat general, seperti menyediakan musala, masjid, dan tempat wudhu. Ini sangat mudah ditemukan di Banyuwangi, termasuk kulinernya, yang hampir semua makanannya kami pastikan halal," kata Anas.
Anas menambahkan, pada 2017, sebanyak 222.297 wisman Timur Tengah masuk ke Indonesia.
"Mereka dikenal menyukai wisata leisure, seperti di Bali. Ini akan memudahkan kami untuk berpromosi karena kedekatan geografis dengan Bali. Target kita tidak muluk-muluk, bisa mengambil ceruk 3 persen turis Timur Tengah saja yang masuk ke Indonesia sudah sangat bagus," kata Anas.
Wisatawan Timur Tengah, lanjut Anas, punya keunggulan tersendiri. Berdasarkan riset Kemenpar, rata-rata turis Timteng mengeluarkan uang mencapai US$1.918 (sekitar Rp28 juta) per wisatawan per kunjungan, melampaui wisatawan Eropa yang hanya US$1.538 (sekitar Rp23 juta) per wisatawan per kunjungan. Selain itu, rata-rata lama tinggal wisman Arab Saudi di Indonesia cukup lama, yaitu mencapai 10,14 hari.
"Belanja turis Eropa kalah dari turis Timur Tengah. Dengan belanja yang besar dan masa tinggal yang lama, efek ekonominya ke daerah juga besar," katanya.