"Kopi di Banyuwangi ini terbaik ke empat dunia loh," kata Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiatmoko.
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi, Jawa Timur kembali menggelar festival, Rabu (7/9). Kali ini, kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini menggelar Festival Petik Kembang Kopi di lingkungan Lerek, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro. Sayang, Bupati Abdullah Azwar Anas berhalangan hadir. Orang nomor satu di Tanah Blambangan ini tengah berada ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji.
Meski diwakili oleh Wakil Bupati Yusuf Widiatmoko, festival yang masuk rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 ini tetap meriah. Beberapa turis mancanegara yang menyaksikan gelar tradisi petik kopi di sepanjang jalan menuju Perkebunan Kali Klatak tersebut ikut terlibat.
Seperti dua turis dari New York, Amerika Serikat, Sinead dan Ashley misalnya. Dua gadis asal Negeri Paman Sam ini berencana naik ke Gunung Ijen. Tapi mereka singgah lebih dulu di Gombengsari untuk melihat-lihat tradisi memetik kopi.
Tidak hanya menonton, kedua gadis berambut pirang ini juga ikut memetik kopi, hingga menyangrai kopi secara tradisional menggunakan wajan dan tungku dari tanah liat. Mereka juga ikut bermain musik dengan para pemuda yang tengah menyuguhkan hiburan musik tradisional di acara festival.
Sementara Wabup Yusuf Widiatmoko yang mewakil Bupati Anas, secara simbolis membuka festival dengan melakukan petik kopi. Selanjutnya, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini meninjau perkebunan kopi milik warga setempat.
Yusuf juga turut menyaksikan proses giling, pemisahan kulit dari biji kopi dan melihat proses menyangrai kopi yang dilakukan warga. "Ini (festival) sebagai bukti, bahwa Banyuwangi memiliki beragam tradisi dan budaya. Tradisi petik kopi juga membuktikan kalau Banyuwangi juga kaya dengan hasil pertanian, yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata," kata Yusuf.
Sehingga, masih kata dia, para pelaku kopi wajib mengunjungi Banyuwangi dan melihat langsung proses pemetikan hingga pembuatan kopi. "Kopi di Banyuwangi ini terbaik ke empat dunia loh," ucapnya meyakinkan.
Di tempat sama, Plt Kepala Dinas dan Kebudayaan, Yanuar Bramuda, mengatakan Festival Petik Kembang Kopi di Gombengsari ini memberi pengalaman istimewa bagi para pelancong. Mulai dari ikut memetik kopi, cara memilih kopi, mengolah, hingga menghidangkan kopi siap minum.
"Di Festival ini, pengunjung bisa mendapat pengalaman langsung bagaimana memetik kopi, mengolah, menyajikan sampai menikmati nikmatnya kopi asli Gombengsari," ungkap Bramuda yakin.
"Sebelum mulai memetik kopi, warga setempat memulainya dengan makan bersama sebagai wujud syukur atas melimpahnya panen kopi. Baru kemudian melakukan proses petik kopi secara bersama-sama," ujarnya menandaskan.