1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Jenis ikan yang nyaris punah sudah kembali ke Pantai Bangsring

"Seperti jenis ikan Anjel Beka, Anjel Doring, terus Kerapu Tikus, sekarang sudah mulai ada," ujar Masdalianto.

Ilustrasi Pantai Bangsring. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 23 Mei 2016 16:32

Merdeka.com, Banyuwangi - Jenis ikan hias di Pantai Bangsring yang sempat terancam punah, saat ini sudah mulai muncul. Sebelumnya, dari ratusan jenis ikan hias yang ada di Pantai Bangsring, hanya tersisa 18 persen. Hal ini tidak lepas dari pengalaman nelayan yang pernah menggunakan alat tangkap potassium dan bom ikan.

Pantai Bangsring sudah menjadi sentra penghasil ikan hias sejak 1960-an. Para nelayan lantas mulai menggunakan potassium dan bom ikan sekitar tahun 1970 sampai 2008. Bila dihitung, sudah 38 tahun, terumbu karang di pantai Bangsring mengalami kerusakan bertahap.

Saat terumbu karang rusak, ikan di Pantai Bangsring menjadi semakin sepi. Baru pada 2008, melalui kelompok nelayan Samudera Bakti, para nelayan mulai melakukan upaya konservasi terumbu karang dan tidak lagi menggunakan potassium maupun bom ikan. Alat menangkap ikan juga hanya menggunakan cara-cara tradisional.

"Seperti jenis ikan Anjel Beka, Anjel Doring, terus Kerapu Tikus, sekarang sudah mulai ada. Sempat hilang banyak, kalau dihitung perkiraan bisa 90 ekor jenis ikan. Sekarang sudah mulai ada lagi," ujar Masdalianto, nelayan Pantai Bangsring kepada Merdeka Banyuwangi di sela pagelaran Banyuwangi Uderwater Festival 2016, Minggu (22/5).

Musdalianto, sudah menjadi nelayan sejak 1994. Dia mengaku awalnya menggunakan potassium untuk menangkap ikan hias. Namun setelah mau bergabung dengan nelayan Samudera Bakti pada 2010, Musdalianto justru turut serta melakukan konservasi terumbu karang.

"Kalau awal terus terang enak pakai potas. Cepat dapat, dapatnya banyak juga. Tapi lama-lama ikannya habis, penghasilan nelayan di sini mulai berkurang. Setelah terasa sendiri, bahwa penghasilan mulai berkurang baru sadar bahwa biota yang ada di laut itu butuh perlindungan. Saya mulai gabung 2010. Tahun berdirinya (kelompok nelayan Samudaera Bakti) tahun 2008. Selama 2 tahun itu awalnya menentang terus," paparnya.

Ikhwan Arief, Ketua Samudera Bakti mengatakan jumlah anggota kelompok nelayan Samudera Bakti pada 2008 hanya berjumlah 20 orang. Jumlah tersebut, baru meningkat tajam setelah Pantai Bangsring mulai mendapat penghargaan dari pemerintah.

"Setelah dapat juara 2 Nelayan Teladan tingkat nasional, dari Kementerian Kelautan 2010. Dari situ mulai banyak nelayan yang bergabung. Ada sekitar 190-an orang," kenangnya.

Saat ini jenis ikan di Pantai Bangsring sudah mulai pulih. Hal ini tidak lepas dari kesadaran dan upaya para nelayan melakukan konservasi terumbu karang. "Jadi dulu yang karangnya bagus dan ikannya banyak jadi habis. Tinggal 18 persen yang hidup. Sekarang sudah ada beberapa yang mulai ada lagi," kata Ikhwan.

Selain itu, Musdalianto juga menambahkan, ada jenis ikan yang benar-benar sudah lenyap di Pantai Bangsring, namun saat ini sudah mulai ada. "Kayak jenis ikan Napoleon itu pernah hilang sama sekali. Tapi sekarang mulai ada."

Padahal napoleon itu dulu, saat saya aktif jadi nelayan tahun 1995 itu masih banyak. "Karena per kilonya harganya buat nelayan lumayan," tuturnya.

Saat ini, Pantai Bangsring sudah menjadi wilayah konservasi dan menjadi wisata pantai terumbu karang. Anda bisa snorkeling sambil melihat berbagai ikan hias dan kekayaan biota laut di sana.

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Wisata Pantai
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA