Banyak penyanyi Jazz top datang ke Banyuwangi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Genre musik jazz dengan latar pemandangan alam lereng Gunung Ijen akan berlangsung hari ini di Jiwa Jawa Resort, Kecamatan Licin, Sabtu (30/7). Pertunjukan yang dikemas dalam Banyuwangi Festival ini akan menampilkan para pemain jazz senior kelas international seperti Syaharani & Queenfireworks (ESQI: EF), dan Nita Aartsen beserta personelnya dari Kuba dan Prancis.
Dalam konferensi pers yang digelar di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi, inisiator Ijen Summer Jazz, Sigit Pramono menjelaskan, panggung pertunjukan akan dikemas terbuka berlatar pemandangan alam dan nuansa perkebunan. Selain itu, kapasitas penonton akan dibatasi 300 orang. Namun jangan khawatir, Banyuwangi ijen summer jazz akan digelar lagi pada 10 September, dan 22 Oktober nanti.
“Ini memang baru pertama kali. Jadi kami tidak main-main. Yang datang ini dewa-dewanya pemain jazz. Makanya betul betul kami menyajikan yang terbaik. Memang dari segi jumlah tidak banyak. Kami mengemasnya dengan pertunjukan lebih intim, interaksi artis dengan penontonnya. Silakan kalau gak percaya, akan luar biasa. Kalau tidak bisa nonton besok bisa nonton selanjutnya,” ujar Sigit, Jumat (29/7).
Di sisi lain, pemain jazz kelompok Syaharani & Queenfireworks (ESQI: EF), dan Nita Aartsen mengatakan akan membawakan beragam varian komposisi musik jazz. Di sana, bahasa musik yang bersifat universal akan dinikmati di tanah Banyuwangi.
Para personel Nita Artsen yang beragam, akan memberi warna komposisi musik jazz yang unik. Budaya musik jazz Ernesto Enriquez Castillo (Kuba) dan Pablo Cazaldo (Kuba) dan Jean Sebastien Simonoviez asal Perancis akan memberi varian menarik ketika berkolaborasi dengan pemain jazz asal Indonesia.
Ketika ditanya, apakah ada paduan musik tradisi using yang dikemas dengan jazz, Nita Aartsen hanya menjawab singkat. “Rahasia,” tuturnya sambil tertawa.
Bisa jadi akan ada musik jazz Kuba namun mengiringi lagu tradisional Using. “Nita ini dia gak pernah ngomong-ngomong kemarin saja keliling di 18 kota di Eropa,” ujar moderator menambahkan.
Apalagi dalam pertunjukannya nanti bakal diiringi oleh pesinden legendaris asal Banyuwangi, Supinah. Sehingga konsep tradisional Using yang jazzy, juga akan menguat.
Dalam kesempatannya, Ernesto Enriquez Castillo juga mengungkapkan, kondisi geografis di Kuba yang terus menguatkan budaya pertanian, sangat cocok dengan dirinya. Apalagi kali ini dia akan bermain di lereng Gunung Ijen dengan lanscap pemandangan alam dan perkebunan kopi. “Keluarga saya adalah petani, jadi sangat cocok dengan kondisi di Kuba,” jelas Ernesto sambil menikmati pisang Ambon.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan, Ijen Summer Jazz Festival merupakan salah satu rangkaian acara dari Banyuwangi Festival yang mengangkat konsep sport tourism dan ekowisata. Tanpa menghadirkan pertunjukan yang hiruk pikuk semacam club dan diskotek.
“Jadi kita akan mengembangkan Banyuwangi. Tetapi tetap mempertahankan alam. Misalkan club diskotek dan karaoke. Karena segmentasi kita adalah wisata sunyi. Maju tetapi terlihat sunyi. Kami sudah lima tahun ini tidak mengizinkan mal ada di Banyuwangi. Karena mal hanya simbolik seolah maju, tapi sebenarnya tidak maju. Nah Jazz ini salah satu, bagi kami menjadi jembatan pengubung antara local wisdom dan modernism,” jelasnya.
Anas melanjutkan, baru tahun ini dikeluarkan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur pembangunan Mal harus 4 Km dari pusat keramaian kota. “Dengan begitu, biar kami sunyi tapi sekarang income perkapita Banyuwaungi sudah 37,5,” jelasnya.
Anas sendiri menilai musik Jazz menghadirkan ketenangan, tidak ada kesan bentrok atau tawuran di kalangan penonton. Apalagi dengan kemasan panggung alam.
Mengenai penampilan para musisi jazz, Anas berpesan agar menghadirkan kolaborasi musik jazz dengan lokal Banyuwangi.
“Pak Sigit dan seluruh pendukung, terimakasih atas ide dan gagasannya. Semoga ini jadi kolaborasi yang baik. Dan kami berharap setiap musik ada kolaborasi musik dengan lokal. Kita tunggu kolaborasi musik kita, Mbak Nita, Syaharani dan Pablo dari kuba. Dan Ernesto. Saya kira ini akan menarik. Dan saya kira layak untuk dilihat,” tutup Anas.