Penyanyi Jazz kondang ini kagum dengan keindahan alam Banyuwangi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Penyanyi jazz kondang Tanah Air, Syaharani akan tampil satu jam di Jiwa Jawa Resort, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (30/7). Dia akan ikut meramaikan Banyuwangi Ijen Summer Jazz 2016 di kaki Gunung Ijen bersama dengan Nita Aartsen, pianis kenamaan Indonesia.
Di Banyuwangi, Syaharani mengaku memiliki kenangan menarik. Di Tanah Blambangan, bersama grup band-nya Queenfireworks, penyanyi asal Batu, Malang tersebut pernah membuat video klip lagu Morning Coffee. Dia langsung jatuh cinta dengan kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini.
“Banyuwangi menjadi tempat kunjungan yang menarik. Jalannya tidak terlalu ramai, trafficknya tidak macet. Kalau Jakarta huh,” kata Syaharini usai menggelar konfrensi pers di Pendopo Sabha Swagata Blambangan bersama kru dan Bupati Abdullah Azwar Anas, Jumat (29/7).
Banyuwangi sebagai kota wisata dan kaya dengan budaya dan tradisi, cocok untuk berkesenian. “Sangat menarik. Local wisdom-nya masih sangat kuat. Ada barong juga kan, seperti di Kemiren. Kalau masalah makanan, nasi tempong di Jakarta sudah ada, tapi sensasinya beda kalau makan di tempat asalnya,” ucapnya.
Ia sangat terkesan dengan tiga tempat. “Di Banyuwangi saya suka nyantai, nongkrong di warung yang ada di bawah Gunung Ijen. Kalau pantainya, saya suka di Pulau Merah. Karena tempatnya luas, bisa bawa bola. Bisa main voli mungkin ya. Kalau di G-Land, suka ombaknya,” aku Syaharani yang akan membawakan sekitar sembilan lagu selama satu jam di Banyuwangi Ijen Summer Jazz tersebut.
Banyuwangi Ijen Summer Jazz bakal digelar tiga kali di tahun ini, yaitu pada 30 Juli, 10 September dan 22 Oktober. Pada gelaran yang pertama Sabtu(30/7), akan menampilkan dua penyanyi jazz terbaik Indonesia, yaitu Syaharani and Queenfireworks dan Nita Aartsen, merupakan seorang pianis, juga penyanyi.
Nita akan tampil dengan format terbaru. Nita Aartsen akan berkolaborasi dengan talenta-talenta internasional, seperti gitaris asal Kuba, Ernesto Enriquez Castillo, Pablo Calzado (drumer asal Kuba), Patrick Lauwerends (bassis asal Belanda) dan musikus multi-instrumentalist Jean-Sébastien Simonoviez.