"Saya berangkat pagi-pagi jam 6, kondisi hujan. Ini Anak pertama saya, kemarin sudah seleksi ke Jakarta tapi nggak masuk," ujar Zubaidi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) tingkat Kabupaten Banyuwangi sudah bersiap sejak 05.30 WIB. Putra-putri daerah pilihan tersebut telah menjadi ujung tombak mengibarkan bendera merah putih di Taman Blambangan untuk upacara 17 Agustus memperingati kemerdekaan Indonesia ke 73.
Saat detik-detik pengibaran bendera, puluhan orang tua dari Anak-anak Paskibraka terlihat penasaran ingin melihat penampilan buah hatinya mengibarkan bendera. Para orang tua sudah diberi tenda dan kursi untuk menyaksikan, namun rasa antusias membuat mereka saling maju ingin menyaksikan lebih jelas.
Ali Zubaidi (55) salah satu orang tua Paskibraka, sejak pukul 06.00 WIB berangkat dari Desa Jajag, Kecamatan Jajag dengan sepeda motor menuju Kota Banyuwangi sejauh 40 kilometer untuk melihat anaknya.
Saat sampai di Taman Blambangan, Zubaidi terus mengaktifkan video di gawainya untuk merekam anaknya mengibarkan bendera.
"Saya berangkat pagi-pagi jam 6, kondisi hujan. Ini Anak pertama saya, kemarin sudah seleksi ke Jakarta tapi nggak masuk," ujar Zubaidi saat menyaksikan anaknya, Jumat (17/8).
Meski tidak lolos Paskibraka Nasional, Zubaidi bangga anaknya tetap bisa tampil menjadi pasukan pengibar di daerahnya.
"Anak perempuan saya namanya Indah Ali Saputri, dia di pasukan 17, itu yang ada di pinggir, kelihatan," kata Zubaidi.
"Anak saya ingin jadi Polwan, semoga bisa jadi, katanya kalau sudah lolos Paskibraka lebih gampang," tambahnya.
Indah Ali Saputri, siswi SMA Pedotan, Kecamatan Pesanggaran tersebut sudah kali kedua ini menjadi Paskibraka. Sebelumnya dia merupakan pasukan pengibar bendera di tingkat kecamatan.
Setiap kali latihan sejak 3 Agustus, Indah selalu diantar ayahnya. "Saya sering nganter saat latihan, sampai proses ngukur baju, topi saya ngantar. Latihan di Gor, kadang di sini (Taman Blambangan).
Saat Anak-anak Paskibraka usai mengibarkan bendera dan berjalan tegap berbaris meninggalkan Taman Blambangan, para orang tua, kerabat menyambut haru. Tangis antar Paskibraka pun pecah, semua terlihat saling berpelukan.
Salah satu peserta Paskibraka, Egi Firmansyah, siswa SMA Srono memang berbadan tegap dan tinggi lebih dari 170 cm, namun dia tidak kuat menahan haru bercampur bangga usai berhasil mengibarkan bendera.
"Latihannya sudah 18 hari. Saya terharu, bangga bisa mengibarkan bendera di hadapan Wakil Bupati. Soalnya sulit masuk, seleksi yang berat dari 1000 cuma diambil 73," katanya.
Tahun lalu, Firmansyah juga telah mejadi Paskibraka tingkat kecamatan. Kali ini dia telah menjadi Paskibraka tingkat kabupaten di pasukan 45. "Dari SMA saya cuma diambil dua anak. Cita-cita saya mau jadi angkatan darat," katanya.