Anak lasti kini dirawat tetangganya
Merdeka.com, Banyuwangi - Sulastri (35), ibu rumah tangga di Lingkungan Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, melahirkan seorang anak laki-laki saat kondisinya sedang menderita kanker payudara stadium empat. Saat ini, bayi Laki-laki bernama Muhammad Alfatih Yandra dirawat oleh tetangganya dan kondisinya semakin membaik.
Setelah divonis menderita kanker payudara pada awal 2016 lalu, Sulastri disarankan untuk menjalani kemoterapi sebanyak enam kali sebelum menjalani operasi. Dia sempat kemoterapi di Jember selama empat kali. Namun sepulang dari kemoterapi yang terakhir, tiba-tiba Sulastri mengalami kejang dan kedua kakinya lumpuh.
"Saat sampai di rumah, tiba-tiba istri saya kejang dan lumpuh total," ujar Atwi (51) suami Sulastri saat ditemui di rumahnya, Kamis (2/2).
Atwi bercerita, istrinya sempat dirujuk ke rumah sakit namun minta pulang ke rumah. Selama di rumah, Sulastri memilih tinggal di dapur karena lebih dekat dengan kamar mandi, sehingga lebih dekat sewaktu ingin buang air besar atau kecil. "Di dapur katanya lebih dingin dan nyaman. Dan kalau mau buang air kecil lebih dekat," ujarnya.
Selama empat bulan terakhir tinggal di dapur, Sulastri merasa ada gerakan di dalam perutnya. Kemudian baru diketahui bahwa dia sedang hamil dan mau melahirkan anaknya ketiga. Ibu yang akrab dipanggil Tri ini lantas dievakuasi menggunakan becak motor dari rumahnya dan dipindahkan ke mobil pickup untuk dibawa ke rumah sakit.
"Semua kaget tidak ada yang menyangka. Istri saya memang belum datang bulan, dikiranya karena efek kemoterapi. Rambutnya saja sampai rontok jadi gundul. Bersyukur anak saya selamat," katanya.
Usai melahirkan kondisi Sulastri semakin melemah. Sulastri juga menolak dibawa ke rumah sakit meski pihak Puskesmas Kertosari dan Ketua RT setempat sudah berupaya merujuk. "Saya nggak kuat, maunya di rumah saja," ujar Sulastri lirih.
Di rumahnya yang sederhana, sehari-hari Sulastri menyandarkan kepalanya di meja yang dibuatkan suami. Ketika coba dibuat untuk berbaring, dia merasa kesakitan untuk bergerak. Sebuah tabung oksigen juga diletakkan di samping tempat tidurnya sebagai alat bantu pernafasan.
Selama merawat istrinya, Atwi memutuskan untuk tidak melaut. Biaya perawatan istrinya selama ini gratis ditanggung oleh BPJS. Pihak puskesmas juga sesekali datang untuk memeriksa kondisi Sulastri.
"Saya enggak tahu bagaimana ceritanya kalau harus membayar. Mau jual barang tidak punya barang berharga. Yang saya pikirkan sekarang untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk Anak-anak yang masih sekolah. Karena sudah lama tidak melaut," tuturnya. Anak pertama pasangan Atwi dan Sulastri ini masih duduk di bangku SMP, sedangkan yang kedua kelas lima SD.
Anak Sulastri dirawat tetangga
Melihat kondisi tetangganya yang melahirkan dengan kondisi masih menderita kanker payudara stadium empat, Wagimah (42), berniat untuk membantu mengurus anak Sulastri. Saat ini kondisi Muhammad Alfatih Yandra sudah semakin membaik. Sewaktu lahir bayi berusia 22 hari ini masih seberat 1,8 Kilogram dan saat ini sudah bertambah menjadi 2,2 Kilogram.
Saat ditemui di rumahnya, Wagimah sedang terlihat mengganti popok Alfatih. Sejumlah pihak yang mendengar kabar ini juga berdatangan untuk memberi bantuan. "Dua minggu lalu, ada orang Australia datang ke sini ngasih bantuan, seperti popok," ujarnya.
Wagimah mengaku niat mengurus Alfatih murni karena rasa kemanusiaan. Selain dia sendiri belum memiliki anak Laki-laki. "Saya akan mengurusnya sampai besar. Semoga Tuhan bisa memberi keselamatan dan kesehatan kepadamu ya Nak," ujar Wagimah sambil memandang Alfatih.
Bagi Wagimah, keluarga Atwi merupakan pekerja keras. Meski demikian rumah keluarga Atwi masuk program bedah rumah. "Pak Atwi dan Dek Tri itu pekerja keras untuk kebutuhan hidup. Kok ya mengalami penyakit berat. Saya sebagai tetangganya cuma bisa membantu merawat anaknya," ujarnya.