Ia berencana menggandeng para peneliti di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia untuk mengembangkan riset kokoa asal Glenmore.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tertarik untuk kembalikan kejayaan cokelat asal Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur. Cokelat asal Glenmore menjadi salah satu cokelat terbaik dunia yang diminati produsen asal Swiss dan Perancis. Bahkan produk cokelat Valrhona yang biasa digunakan oleh pastry chef dan chocolatiers ternama dunia ini bahan bakunya berasal tanaman cocoa asal Glenmore.
"Ini hebat. Saya pertama kali kaget ketika dapat oleh-oleh cokelat Valrhona. Di situ tertulis cokelat yang digunakan dari Glenmore, sayangnya tidak ditulis Glenmore, Indonesia. Jadi turis yang beli oleh-oleh itu tahunya ya kakao dari Perancis, kan sayang sekali," ujar Anas saat ditemui di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember, Jawa Timur, Kamis (6/4).
Untuk itulah ia berencana menggandeng para peneliti di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) untuk mengembangkan riset produk kakao di Glenmore. "Kita akan undang para peneliti sekaligus mahasiswa dan SMK untuk terlibat dalam riset ini. Kita ingin siswa sekolah terlibat dalam rencana ini," kata dia.
Anas tertarik untuk bekerja sama karena Puslitkoka terbukti telah berpengalaman mengembangkan varian bibit cokelat terbaik. Ia yakin produk cokelat asal Glenmore ini jika dikelola dengan baik bisa menjadi produk unggulan Banyuwangi.
Puslitkoka pertama kali didirikan pada 1 Januari 1911 dengan nama Besoekisch Proefstation. Puslitkoka adalah lembaga non profit yang memperoleh mandat untuk melakukan penelitian dan pengembangan komoditas kopi dan kakao secara nasional di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Memiliki area perkebunan seluas 900 hektare, Puslitkoka memiliki berjumlah 301 orang peneliti. Terbagi dalam 3 bidang tugas, yaitu bidang penelitian dan pelayanan, bidang usaha dan bidang administrasi atau penunjang. Tak hanya fokus di bidang penelitian, Puslitkoka juga mengembangkan produk komersil seperti cokelat bubuk, cokelat batang dan kopi. "Produk cokelat dan kopi yang kami jual di Outlet Kopi dan Kakao selalu ramai peminat. Apalagi produk cokelat kami pasti selalu diburu pembeli," ujar salah satu peneliti Puslitkoka, Retno Hulupi kepada Merdeka Banyuwangi.
Tak heran jika omzet penjualan di outlet ini selalu tembus hingga angka Rp 1 miliar. Menurut salah satu penuturan kasir Outlet Kopi dan Kakao, Rini, penjualan cokelat bisa mencapai 80 persen saat libur lebaran dan Hari Raya. "Tapi penjualan cokelat kami per hari pun pasti selalu habis," kata dia.