"Karena ini kan musim angin dari timur, sehingga sampah bawaan dari tengah laut banyak masuk ke sini," kata Ikhwan.
Merdeka.com, Banyuwangi - Memperingati Hari Nelayan Ke-57, Kelompok Nelayan Samudera Bakti, Bangsring Underwater (Bunder), Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan lomba bersih sampah di tepian dasar laut.
Puluhan nelayan dan wisatawan yang menjadi peserta lomba, masing-masing mengenakan alat snorkeling sambil membawa kantung kresek. Dalam waktu kurang dari setengah jam, peserta rata-rata berhasil mengumpulkan sampah plastik rata-rata 3 kilogram.
Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dari laut ini kemudian ditimbang. Dari 32 peserta, berhasil mengumpulkan 88,2 kilogram sampah plastik. Ikhwan Arif, Ketua Nelayan Samudera Bakti mengatakan, kegiatan dalam rangka peringatan hari nelayan ini sekaligus berupaya memperkuat upaya konservasi di wisata Bunder.
"Karena ini kan musim angin dari timur, sehingga sampah bawaan dari tengah laut banyak masuk ke sini. Dan sampah plastik nyangkut di karang. Kemudian musim hujan jadi sedimentasi. Terumbu karang perlu dibersihkan," ujarnya kepada Merdeka Banyuwangi, (6/4).
Usai melakukan lomba bersih sampah di laut, kegiatan ini masih dilanjutkan dengan lomba balap perahu kano. Mulai dari tepi pantai, peserta hanya dibolehkan mendayung menggunakan kedua tangan dan dikerjakan secara tim.
Kegiatan selanjutnya masih berhubungan dengan konservasi, yakni melakukan transplantasi terumbu karang dengan media tanam paralon. Baru kemudian para nelayan dan wisatawan makan bersama dengan menggelar daun pisang di tepi pantai.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Ketahanan Pangan Hary Cahyo Purnomo yang juga turut hadir menyampaikan peringatan hari nelayan di Banyuwangi saat ini diwarnai dengan upaya konservasi. Sehingga bisa mendukung adanya wisata pantai edukasi.
"Ekowisata dan edukasi, Semangatnya untuk tahun ini. Dengan semangat konservasi dan bahari ini, ada optimalisasi pengelolaan potensi lokal. Dengan wisata, meskipun nelayan tidak dapat ikan, bisa tetap dapat duit," ujar Hary.
Selain di Bangsring, kata Hary di wilayah pantai Kota Banyuwangi sampai ke wilayah selatan, saat ini nelayan juga melakukan kegiatan peringatan hari nelayan.
"Ada beberapa tempat, di mulai dari Bangsring, Watu Dodol, Cacalan, Solong, Boom, Pantai Cemara, Pulau Santen, Pulau Merah, Teluk Ijo dan Grajakan. Beberapa melakukan penanaman pohon cemara," ujarnya.
Sementara itu, Simon, salah satu wisatawan asal Kanada juga ikut serta serangkaian acara peringatan Hari Nelayan di Bangsring. Dia mengaku senang bisa terlibat dalam kegiatan konservasi bersama nelayan.
"Tadi sempat kesulitan saat mencari sampah di laut karena arusnya deras. Dan saya senang bisa ikut membantu untuk kelestarian lingkungan," ujarnya.
Nelayan dapat salam dari Menpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya rupanya mengapresiasi kegiatan ini. Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo yang datang ke lokasi menyampaikan kepada para nelayan bahwa mereka mendapatkan salam dari Menpar.
"Tadi saya upload kegiatan ini di Sosial Media, dan dapat respon dari Menpar. Katanya Nelayan Banyuwangi semangat dengan wisata baharinya. Dengan mengedepankan kelestarian lingkungan," ujar Hary.
Hary menambahkan, semangat konservasi para nelayan sehingga menjadi tempat pariwisata, dimulai dari para nelayan Bunder. Kemudian diikuti dengan nelayan di pantai lain seperti Grand Watu Dodol dan Pantai Cemara.
Banyuwangi, kata Hary, memiliki garis panjang pantai 175,8 kilometer. Sementara jumlah nelayannya 25.136. Dengan jumlah nelayan tersebut, per tahun bisa menangkap ikan 12.600 ton untuk ikan konsumsi di kawasan Selat Bali.
"Sekarang, nelayan tidak hanya menangkap ikan, tapi juga ada upaya konservasi dan semangat bahari. Sehingga bisa dapat pendapatan juga dari wisata," katanya.
Wisatawan yang berkunjung ke Bunder, bisa menikmati keindahan terumbu karang dengan snorkeling, diving, bermain kano, jet ski, banana boat dan ada taman baca edukasi.
"Bulan Februari kemarin ada 59 ribu pengunjung. Dengan rata-rata pengunjung 1000 per hari. Itu belum hari-hari liburan panjang," ujar Ikhwan Arif Ketua wisata Bunder.
Sementara untuk pendapatan nelayan sebelum Bunder menjadi tempat wisata pada 2008 rata-rata per hari masih Rp 50 ribu. Saat ini nelayan bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 1 juta per hari.
"Dulu nelayan paling dapat 50 per hari. Setelah jadi tempat wisata ini, nelayan bisa dapat 150 sampai satu juta bagi yang punya perahu. Selain mengelola wisata, nelayan masih mencari ikan di luar zona konservasi," ujar Ikhwan.