1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Litbang Kemendikbud teliti permainan tradisional di Banyuwangi

"Kalau bisa permainan tradisional kita hidupkan kembali, karena bisa melatih saraf motorik anak".

Bupati Anas dalam Festival Memengan 2018. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 02 Agustus 2018 11:23

Merdeka.com, Banyuwangi - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Balitbang Kemendikbud) RI tengah melakukan penelitian pemanfaatan permainan tradisional sebagai alat pembangun karakter anak. Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menjadi target penelitian
karena dianggap memiliki kebijakan yang mendukung lestarinya permainan tradisional di kalangan anak-anak.

Unggul Sudrajat dari tim peneliti mengatakan Festival Memengan menjadi contoh kepedulian Pemkab Banyuwangi pada kelestarian permainan tradisional. Ratusan siswa SD pawai di tengah kota sambil memperlihatkan permain tradisional masing-masing.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan bahwa tahun 2017, dari 262 juta orang warga negara Indonesia (WNI), 143 atau lebih dari 50 persennya merupakan pengguna internet. Sebanyak 49,52 persen pengguna internet, berusia 19-34 tahun, sedangkan 16,68 persennya berusia 13-18 tahun.

Masih berdasarkan survei APJII, 54,13 persen pengguna internet di Indonesia membuka aplikasi permainan di gawai mereka. Unggul mengatakan pihaknya memiliki kekhawatiran permainan tradisional tergilas permainan modern yang terus diperbarui. Sedangkan sebagian besar permainan modern hanya memiliki nilai rekreatif saja.

"Kalau bisa permainan tradisional kita hidupkan kembali, karena bisa melatih saraf motorik anak, cara bersosial dan kerjasama. Di sini Pemda punya komitmen, komunitas juga bergerak, misalnya Kampoeng Batara yang memiliki komitmen dan terus eksis, ini bisa diadopsi daerah lain," kata Unggul, Kamis (2/8).

Di Banyuwangi, Tim Peneliti mengunjungi beberapa lokasi kegiatan anak-anak seperti sanggar tari dan Kampoeng Batara, taman baca yang dibangun secara swadaya oleh Widie Nurmahmudy, warga Lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro. Penelitian juga dilakukan pada Kampung Dolanan, di Dusun Pandes, Desa Panggungharjo,
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Kami berusaha menemukan bagaimana kolaborasi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang tepat. Kami berharap permainan tradisional bisa masuk dalam kurikulum sekolah," kata dia.

Di Banyuwangi sendiri tidak hanya Festival Memengan yang menjadi wahana anak-anak menampilkan produk kearifan lokal. Ada pula konser Lalare Orchestra di mana puluhan anak SMP, bersama-sama bermain musik tradisional dengan ritme cepat.

"Mainan tradisional memang membutuhkan energi, tetapi menyenangkan, mengajarkan kekompakan, guyub, dan menyehatkan. Selain itu, Festival Memengan diharapkan bisa memberi kesempatan anak-anak kita tampil menempati panggungnya dan bisa menjadi kebanggan mereka," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tentang permainan tradisional.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Abdullah Azwar Anas
  2. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA