1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Polisi berhasil tangkap AS pelaku percobaan pembunuhan Lurah Penataban

"Korban dianiaya dan diancam, dipukuli kepalanya menggunakan palu dan pistol mainan," kata AKBP Donny.

Ilustrasi Pembunuhan. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 02 Agustus 2018 10:34

Merdeka.com, Banyuwangi - Polsek Bangorejo berhasil menangkap pelaku diduga melakukan penipuan dan percobaan pembunuhan Lurah Penataban, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi, Wilujeng Esti Utami. Pelaku berinisial AS (40) warga Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar.

Sebelumnya pelaku memiliki hutang kepada korban sebesar Rp 40 juta, kini pelaku kembali meminta uang Rp 60 juta dengan dalih dipinjam seorang tokoh agama bernama H. M. Ali Makki alias Gus Makki.

Korban yang tidak percaya begitu saja kemudian diajak ke Pesantren Darussalam, di Dusun Blokagung, Desa Kedung Doro, Kecamatan Tegalsari untuk bertemu langsung dengan Gus Makki. Berangkat dari kantor Kelurahan Penataban pukul 11 siang, bukannya ke Blokagung, mobil justru mengarah ke Kecamatan Kalibaru, bahkan keduanya membeli bakso
di salah satu warung.

"Korban dianiaya dan diancam, dipukuli kepalanya menggunakan palu dan pistol mainan. Korban disuruh melempar ransel yang berisi uang ke bangku belakang mobil tersebut," kata Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman, Rabu (1/8).

Setelah melepas uangnya, korban masih dipukul hingga memutuskan pura-pura mati. Melihat korbannya tidak bernafas, pelaku menghentikan mobil di salah satu jembatan di Kecamatan Bangorejo, mengikat tangan dan kaki korban lalu melemparnya ke sungai.

Merasa sudah aman, korban berteriak di sungai, dan mendapatkan bantuan warga sekitar 1 jam kemudian, sekitar pukul 11 malam. Atas kejadian hari Selasa (31/7) itu, AS yang telah berstatus tersangka diamankan pada hari Rabu (1/8) dini hari, begitu juga Sugiono alias Dion yang tengah diperiksa sebagai saksi.

Uang senilai Rp 60 juta, mobil Hyundai warna silver, termasuk dalam barang bukti yang diamankan kepolisian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara korban yang sempat terlihat di kantor Polres Banyuwangi tidak bersedia diwawancarai awak media.

Gus Makki sendiri mengaku tidak mengenal nama pelaku, korban, maupun saksi dan tidak terlibat dalam kasus tersebut. Dia menjelaskan tidak mungkin dirinya mengundang seseorang ke Blokagung di Kecamatan Tegalsari, sedangkan rumahnya sendiri berada di Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono.

"Saat kejadian itu saya menghadiri acara halal bihalal guru MI se Kecamatan Bangorejo sampai siang. Lalu saya pulang dan tidak ada kegiatan lain," kata kiai yang baru saja menjabat Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi.

Dia menegaskan agar masyarakat tidak mempercayai begitu saja pada pencatutan nama dirinya maupun organisasi NU untuk perkara uang, proyek, dan promosi jabatan. Dia mengaku sudah cukup banyak anggapan masyarakat bisa mendapatkan tujuan dengan mencatut namanya atau tokoh agama lain.

"Pokoknya yang mengandung pejabat, proyek, yang mengandung apa saja, jangan percaya kalau membawa nama saya atau NU," katanya.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA