Berada di aral perkebunan kakao seluas 1.500 hektare, cocok buat lokasi destinasi wisata untuk mengetahui proses pengolahan kakao.
Merdeka.com, Banyuwangi - Menteri BUMN Rini Soemarno, menginginkan Kabupaten Banyuwangi memiliki pusat pengembangan cokelat. Hal ini disampaikan Rini usai berkunjung ke Dosoen Kakao di kawasan Perkebunan PTPN XII, Kecamatan Glenmore.
"Di sini ternyata memiliki berbagai jenis coklat, bahkan ada coklat edel, jenis terbaik di dunia. Ini sangat tepat untuk wadah pembelajaran dan jadi pusat pengembangan coklat. Masyarakat bisa belajar tentang cokelat dan potensi cokelat ke depan,” kata Rini, usai keliling melihat kebun Kakao Glenmore, Rabu (15/11).
Dosoen Kakao Glenmore, saat ini mulai menyajikan berbagai jenis cokelat. Berada di aral perkebunan kakao seluas 1.500 hektare, cocok buat lokasi destinasi wisata untuk mengetahui proses pengolahan kakao, mulai panen di kebun hingga menjadi cokelat.
Pengunjung juga dapat berwisata kuliner mencoba menu makanan dan minuman yang serba terbuat dari cokelat. Seperti, pisang crispy topping cokelat, minuman cokelat panas, permen cokelat, dan masih banyak lagi.
Kakao terbaik di Glenmore, memiliki karakter warna biji putih. Saat menjadi cokelat, tidak mudah meleleh dan rasanya cenderung asam buah serta rasa manis madu.
Rini mengatakan, tanaman kakao, merupakan salah satu komoditas yang memiliki prospek pasar internasional. Kebutuhan cokelat terus meningkat hingga pangsa ekspornya terbuka luas.
“Makanya saya selalu bilang PTPN XII dan PTPN PTPN lain kalau memiliki area, bisa digunakan untuk mengembangkan tanaman cokelat. Karena potensi kedepannya cokelat mempunyai harapan usaha yang sangat bagus, nilainya secara internasional akan makin baik, kebutuhannya meningkat terus,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko menyampaikan, telah berupaya membantu mengenalkan Dosoen Kakao. Salah satunya dengan menjadikan tempat start dalam ajang sport tourism International Tour de Banyuwangi Ijen yang diikuti oleh ratusan pembalap dari 18 negara.
"Dusun Coklat ini akan menambah alternatif destinasi wisata bagi turia. Apalagi wilayah Glenmore Banyuwangi banyak didatangi wisatawan Belanda. Pastinya akan menambah daya tarik Glenmore, karena orang Eropa kan juga penggemar coklat," kata Yusuf.
Selain itu, Manager Kebun Kendeng Lembu, Titon Tantular menjelaskan, produksi cokelat di Perkebunan Kendeng Lembu, Glenmore, saat ini mencapai 950 ton per tahun, dengan produktivitas 800 kilogram kakao per hektare.
“Kebanyakan kami ekspor ke Jepang, Jerman, Perancis, Italia, Amerika, Malaysia, dan Singapura. Namun juga kami olah sendiri jadi permen cokelat untuk oleh-oleh wisata,” jelas Titon.