Banyuwangi bersama berbagai daerah lainnya terus berkolaborasi. Hampir tiap hari ada kunjungan dari daerah lain untuk bersinergi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta semua jajarannya untuk terus berbenah dalam menjalankan pelayanan publik. Meski saat ini Banyuwangi mencatat sejumlah perkembangan menggembirakan, hal itu jangan melenakan. Malah seharusnya semua jajaran terus berinovasi mengingat tantangan yang dihadapi ke depan juga semakin besar.
Anas mengibaratkan semangat terus berbenah itu dengan apa yang menimpa klub sepak bola asal Spanyol, Barcelona, Rabu lalu (11/4). Dalam babak perempat final Liga Champions Eropa, Barcelona yang sudah unggul telak 4-1 di laga perdana harus tersingkir karena secara mengejutkan dilibas klub Italia, AS Roma, dengan skor 3-0 di laga kedua. Kekalahan itu membuat Barcelona tersingkir dari turnamen klub paling bergengsi di Eropa tersebut.
"Meski saat ini kita dibilang sukses di beberapa bidang, pelayanan pemerintahan maupun kinerja ekonomi lokal, tapi kita tak boleh terlena. Karena, kalau terlena bisa saja kita akan kalah seperti Barcelona," ungkap Anas di sela-sela kunjungan kerja ke Puskesmas Sumberberas dan sejumlah ruas jalan di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jumat (13/4).
Saat ini, sambung Anas, Banyuwangi bersama berbagai daerah lainnya terus berkolaborasi. Hampir tiap hari ada kunjungan dari daerah lain untuk bersinergi dengan Banyuwangi. Tiap bulan, ratusan delegasi dari berbagai kabupaten/kota maupun lembaga ke Banyuwangi untuk melihat perkembangan daerah tersebut.
"Kita senang banyak tamu datang dari berbagai daerah di Indonesia ke Banyuwangi. Tetapi kita juga harus saling belajar. Maka saya lebih sreg bilang kolaborasi, bukan studi banding. Kita serap yang baik dari daerah lain, dan daerah lain silakan serap yang baik dari Banyuwangi. Ini yang namanya terus berbenah, tidak terlena. Karena sekali lagi, kalau terlena, bisa seperti Barcelona yang kalah menyakitkan," papar Anas.
Anas juga mencontohkan bagaimana saat ini banyak perusahaan yang gulung tikar lantaran tak mampu beradaptasi dengan era disrupsi ekonomi.
"Saat ini saatnya kerja efektif. Intinya itu kolaborasi. Lihat saja Go-Jek yang saat ini value-nya bisa mengalahkan Garuda Indonesia. Padahal kita tahu kekuatan Garuda mereka memiliki banyak pesawat, tapi kalah dengan Go-jek yang tidak memiliki satu pun sepeda motor," katanya.