1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Pemkab Banyuwangi beri penghargaan kepada 3 Desa Siaga

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki sumber daya, kemauan, kemampuan mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana secara mandiri

Wakil Bupati Yusuf Widyamoko saat memberikan penghargaan. ©2016 Merdeka.com Editor : Farah Fuadona | Selasa, 22 November 2016 17:59

Merdeka.com, Banyuwangi - Masalah kesehatan triple burden masih menjadi tantangan pembangunan kesehatan Indonesia. Triple Burden tersebut mencakup masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali. Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Yusuf Widyamoko saat membacakan sambutan Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52.

Data yang dirilis Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014 menyebutkan kematian akibat penyakit tidak menular, seperti stroke, menduduki peringkat pertama. Padahal 30 tahun lalu, penyakit menular seperti infeksi saluran pernapasan atas, tuberkulosis dan diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini ditengarai terjadi akibat perubahan gaya hidup masyarakat.
 
“Sejalan dengan peringatan HKN ke–52 kami menghimbau pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang harus dimulai dari keluarga. Karena keluarga adalah bagian dari masyarakat terkecil yang membentuk kepribadian. Kegiatan GERMAS Hidup Sehat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksakan kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan serta menggunakan jamban,” ujar Yusuf, Selasa (22/11).
 
Peringatan yang merupakan hari besar bagi insan kesehatan dirangkai dengan penyerahan hadiah pada beberapa puskesmas yang berprestasi. Puskesmas yang meraih predikat terbaik dalam Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) dan Gerakan Puskesmas Berhati MP3 tahun 2016, diantaranya Puskesmas Sumberberas-Muncar, Kalibaru Kulon, Tegalsari, Kertosari, Tembokrejo-Muncar, Tampo-Cluring dan Wonosobo-Srono.
 
Sepanjang tahun 2016 puskesmas di Banyuwangi berhasil meraih banyak prestasi membanggakan. Puskesmas lain yang menelurkan terobosan-terobosan berkualitas, diantaranya Puskesmas Sempu dan Kertosari berhasil meraih predikat Akreditasi Utama dari Komisi Akreditasi FKTP. Puskesmas Kertosari menjadi juara II Puskesmas Berprestasi kategori Puskesmas Perkotaan Tingkat Provinsi. Puskesmas Sempu terpilih sebagai puskesmas terbaik di Jawa Timur. Puskesmas Tampo menjadi Top 99 Sinovik 2016 dengan program ‘PUJASERA’ dan Puskesmas Singotrunan menjadi Top 99 Sinovik 2016 dengan program ‘SIRAMIGIZI’.“Prestasi ini patut kita apresiasi. Ke depan kami akan terus mendorong agar inovasi ini terus tumbuh,” kata Widji Lestariono.
 
Selain puskesmas, penghargaan juga diberikan untuk desa siaga. Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki sumber daya, kemauan dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Tiga desa yang terpilih menjadi Desa Siaga Terbaik adalah Desa Tampo, Wringinrejo dan Kaligondo.
 
Upacara yang diikuti ratusan praktisi dan akademisi kesehatan di Banyuwangi juga dirangkai dengan Launching Ceples Nyamuk (Cukup Enam Puluh Menit Lenyapkan Sarang Nyamuk). Ditandai dengan pemukulan kentongan secara bersama-sama. Selain itu juga ada tes kesehatan gratis bagi masyarakat Banyuwangi. Tes kesehatan gratis yang dilakukan di depan Pemkab Banyuwangi meliputi tensi tekanan darah, pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol.

(FF)
  1. Info Banyuwangi
  2. Layanan Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA