"Besi kotak terdapat sumbu serupa dengan mercon atau alat peledak, dan diamankan juga beberapa barang lainnya," kata Donny.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemuda yang diduga terlibat jaringan teroris bernama Rizal Muzaki (27) tercatat pernah menyerang Kantor Polsek Cluring dan Samsat Benculuk di Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Aksi dia lakukan di tahun 2016 dengan melemparkan bom molotov ke kantor pelayanan masyarakat itu.
Kapolres Banyuwangi, AKBP Donny Adityawarman mengatakan pemuda asal Dusun Rejosari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur itu telah ditangkap Tim Detesemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (12/2).
Donny mengatakan setelah muncul kecurigaan Rizal terlibat dengan jaringan teroris, diprofiling, hingga dia sendiri mengaku telah melakukan 2 penyerangan itu. Donny menyatakan Densus 88 juga telah menggeledah rumah Rizal yang kosong karena ditinggal penghuninya.
"Di rumah yang bersangkutan ada beberapa ya barang yang dianggap berbahaya yang kita amankan. Yang bersangkutan diduga berkaitan dengan jaringan teroris," kata Donny, Selasa (13/2).
Dari penggeledahan yang dilakukan diamankan berbagai barang mencurigakan seperti helm warna merah, papan sablon yang diduga terdapat lambang ISIS, handphone yang sudah dimodifikasi dengan kabel, dan beberapa alat sablon lainnya. Diamankan juga cairan-cairan yang dikemas dalam botol-botol, dan kotak besi yang memiliki sumbu di ujungnya.
"Besi kotak terdapat sumbu serupa dengan mercon atau alat peledak, dan (diamankan juga) beberapa barang lainnya," kata Donny.
Diketahui, pada hari Minggu (11/2), terdapat 2 pemuda Banyuwangi yang ditangkap pihak kepolisian di tempat yang berbeda. Suliono (23) asal Dusun Krajan, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran ditangkap setelah melakukan penyerangan pada umat di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dan Rizal Muzaki yang diamankan di Poso.
Meskipun begitu, Kapolres Donny mengatakan, keadaan Banyuwangi bisa dibilang kondusif. Rata-rata pelaku teror itu mendapatkan pemahaman untuk menyerang aparat keamanan dan umat agama lain, saat mereka berada di luar Banyuwangi.
"Masyarakat agar lebih waspada pada ajakan-ajakan yang tidak sesuai dengan norma agama, sosial dan masyarakat. Masyarakat diharap waspada pada hal-hal yang mencurigakan agar dilaporkan kepada kami," katanya.