"Sekarang sudah banyak tamu datang dari Sumenep, Mojokerto, Lumajang, Malang, Jember, Bali. Jumlahnya ratusan nanti yang mandi," ujar Harsono.
Merdeka.com, Banyuwangi - Jelang hari sakral penanggalan Jawa Satu Suro, masyarakat Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, sudah melakukan serangkaian persiapan ritual Pesucian Suro.
Sungai Caruk di Gombengsari menjadi pusat ritual Penyucian Suro. Disebut Sungai Caruk karena ada pusat pertemuan dua sumber mata air dari aliran sungai berbeda. Antara sungai dari mata air Telemung, Gunung Papak dengan sumber aliran air Sumber Gedor, Kali Klatak.
Ritual Penyucian Suro ini sudah ada sejak 1990-an. Dan tahun ini, menjadi rangkaian Banyuwangi Festival 2016 yang berlangsung pada Minggu (2/9) besok. Diperkirakan, pada tahun ini ada ratusan orang dari berbagai kota akan melakukan penyucian di Sungai Caruk Gombengsari.
"Dan sekarang sudah banyak tamu datang dari Sumenep, Mojokerto, Lumajang, Malang, Jember, Bali. Jumlahnya ratusan nanti yang mandi," ujar Harsono Sidik, Ketua Panitia Pesucian Suro kepada Merdeka Banyuwangi, Jumat, (30/9).
Saat di lokasi, sudah ada beberapa tamu yang terlihat sedang mandi di Sungai Caruk tersebut. Kata Harsono, air Sungai Caruk terbilang langka. Apalagi jenis pertemuan dua sumber mata air yang berbeda. Sehingga dinilai bisa memberi kekuatan spiritual kepada siapapun yang mandi.
"Dulu tahun 1990-an sering dipakai untuk nyari togel, penglaris, dan akhirnya menyebar. Tapi yang datang ke sini niatnya berbeda-beda. Soalnya langka ada sungai pertemuan seperti ini," ujarnya.
Rangkaian acara Penyucian Suro, sudah dimulai sejak kemarin Jumat (30/9) dan berlangsung sampai besok Minggu (2/10). Pada hari Jumat sore, dimulai dengan nyekar di makam nenek moyang Yangyangbadong. Untuk meminta restu kepada nenek moyang yang sudah membabat Hutan Gombengsari. Pada malam harinya, ada acara pembacaan lontar.
Sedangkan untuk hari ini, Sabtu (1/10) ada Tradisi Ethuk-ethukan, ider bumi, santunan anak yatim dan dilanjutkan hiburan wayang pada pukul 21.00 WIB.
"Kemudian jam 00.00 WIB, mandi di sungai caruk. Terus besok paginya, meras jaranan," ujar Sekertaris Pokdarwis Unggulan Pemuda Kreatif Gombengsari, Agus Hermawan, .
Penerangan saat mandi di Sungai Caruk, kata Agus, hanya menggunakan obor. Setelah mandi, di waktu tengah malam, panitia menyediakan mushala dan masjid bagi yang mau ibadah solat hajad dan tahajud.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi mengatakan, untuk mengatur jumlah tamu yang datang saat mandi di Sungai Caruk, pihaknya akan membuat sistem antrean.
"Ya nanti bisa gantian, 10 orang dulu. Selesai lanjut yang lain. Pokoknya menyesuaikan lah. Karena bisa sampai ratusan yang datang," ujarnya.