"Saya sangat senang kalau kerja pakai seragam batik, praktis dan kebetulan punya persediaan banyak," kata Merissa.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bertepatan Hari Batik Nasional 2 Oktober, seluruh PNS Pemkab Banyuwangi mengenakan pakaian batik. Pemkab telah menginstruksikan kepada semua jajarannya agar mengenakan batik pada hari batik tersebut.
Bila biasanya tiap Senin pegawai pemkab mengenakan seragam keki, namun khusus Senin pagi tadi (2/11) mereka mengenakan batik. Tak terkecuali Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga mengenakan pakaian batik khas Banyuwangi saat apel pagi di halaman pemkab.
Para PNS tersebut memakai beragam batik dengan motif khas Banyuwangi. Mulai Gajah Oling, kangkung setingkes, kopi pecah, paras gempal dan lainnya.
"Saya sangat senang kalau kerja pakai seragam batik, praktis dan kebetulan punya persediaan banyak. Paling suka menggunakan batik tulis terasa adem dan pas. Apalagi motifnya yang soft begini," ujar Merissa, salah seorang PNS.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan menyambut Hari Batik Nasional pihaknya memang menginstruksikan untuk mengenakan pakaian batik bagi PNS.
"Ini sebagai kebanggaan kita terhadap batik yang merupakan warisan budaya Indonesia. Bagi kami batik juga menjadi identitas budaya, dengan memakai batik kami harap tumbuh kebanggaan kita terhadap tradisi luhung bangsa kita," kata Bupati Anas.
Sebagai upaya mendorong dan melestarikan batik khususnya di daerah, Pemkab Banyuwangi telah mewajibkan kepada birokrasinya untuk memakai batik dua kali dalam seminggu.
Bentuk kepedulian lainnya, kata Anas, Banyuwangi konsisten menggelar even-event batik. Sejak lima tahun lalu, Banyuwangi memiliki even Banyuwangi Batik Festival (BBF). Sebuah event yang mempromosikan batik Banyuwangi agar dikenal masyarakat luas.
"BBF bukan sekadar even peragaan busana, namun ini upaya kami untuk mempertemukan perajin batik lokal dengan desainer nasional. Sehingga kreasi perajin batik kami lebih menarik," kata Anas.
Saat ini, lanjut Anas, ukm batik di Banyuwangi terus meningkat. Pada tahun 2012 baru ada 9 perajin batik, kini berkembang menjadi 24 perajin. Motif batik pun terus berkembang, dari yang klasik 24 kini berkembang menjadi 44 motif.
"Ini menunjukkan perkembangan batik, baik dari sisi perajin maupun pemakai mengalami peningkatan. Even batik yang digelar pemkab memberikan dampak ekonomi yang terukur. Untuk melestarikan tradisi membatik ini, bahkan riap tahun kami gelar lomba mencanting untuk kategori SD dan remaja" kata Anas.