Program ini mendapat apresiasi tingkat nasional. Termasuk program inovatif.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah pusat telah menggelontorkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk mengatasi permasalahan siswa putus sekolah. Namun hal tersebut dinilai belum cukup untuk menekan angka putus sekolah terutama di daerah.
Menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, banyak faktor yang menyebabkan seorang anak putus sekolah. Tidak adanya biaya penunjang sekolah seperti uang saku dan uang ongkos untuk pergi ke sekolah juga menjadi faktor seorang anak berhenti menempuh pendidikan.
"Karena putus sekolah bukan hanya tidak punya dana untuk sekolah, tapi juga tidak punya ongkos, tidak punya seragam, tidak bisa membeli makanan di sekolah, dan SAS membantu menyelesaikan permasalahan itu," ungkap Anas di Kemen PANRB Jakarta, Rabu (3/5).
Sistem SAS yang dimaksud oleh Anas adalah Sistem Siswa Asuh Siswa yang sudah di terapkan di Kota Banyuwangi. Sistem ini mengusung konsep gotong royong di mana siswa yang mampu secara ekonomi membantu kawannya yang kurang mampu dengan menyisihkan uang jajan mereka secara sukarela.
Dana yang terkumpul kemudian akan dikelola oleh Tim SAS yang ada di sekolah dan akan dilaporkan secara online ke pemda. Program yang sudah dimulai sejak 1 Januari 2011 ini terbukti mampu menekan angka putus sekolah.
"Alhamdulillah, dari sekitar 53.000 anak yang putus sekolah di banyuwangi, kini tinggal tersisa 103 anak," ujar Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono yang turut mendampingi Bupati Azwar Anas.
Sulihityono juga menambahkan, setelah uang SAS terkumpul dana tersebut akan dikelola dan diberikan kepada siswa yang kurang mampu melalui tim SAS. Sehingga tidak ada beban moral yang ditanggung oleh siswa sebab para siswa tidak saling tahu siapa yang memberikan dan diberikan bantuan.
Keberhasilan dari sistem SAS juga menarik kepala daerah lain untuk menerapkan sistem serupa di kotanya. Menurut Bupati Azwar Anas, sudah ada beberapa kepala daerah yang menghubunginya dan meminta izin untuk menerapkan inovasinya di daerah mereka masing-masing.
"Program SAS juga diadopsi oleh Tangsel, Pekanbaru, Bantul, Pamekasan, Jember. Walikota Tangesl bahkan sudah menelpon saya dan memyampaikan terimakasih," ujarnya.