1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

PT Angkasa Pura II akui kisi-kisi kayu mengurangi keamanan dan kenyamanan bandara

"Kita sendiri ingin ada perubahan, tapi masih terganjal karena timnya Pak Andra Matin (belum menyetujui)".

FGD AP II dan stakeholder / Ahmad Suudi . ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Sabtu, 15 September 2018 11:10

Merdeka.com, Banyuwangi - Tidak hanya perpanjangan dan perluasan landasan pacu pesawat, penambahan apron dan pembangunan terminal baru untuk penumpang internasional, banyak tantangan lain agar status Bandara Banyuwangi naik kelas. Ada beberapa permasalahan di bangunan terminal hijau, yang harus segera diselesaikan untuk meningkatkan pelayanan bandara.

Beberapa keluhan telah disampaikan berbagai pihak, seperti maskapai penerbangan, bagian kargo, bagian solusi, karantina hingga penjual oleh-oleh di gerai-gerai terminal bandara, dalam focus group discussion (FGD) yang digelar PT Angkasa Pura (AP) II selaku operator bandara di Hotel El-Royale Banyuwangi, Jumat (14/9).

Di antara permasalahannya adalah kurangnya keamanan dan kenyamanan bandara karena dindingnya yang hanya berupa kisi-kisi kayu. Terdapat keluhan di mana ada tikus yang masuk ke gerai oleh-oleh, meninggalkan kotoran berbau tak sedap, hingga merusak produk kerajinan tas di gerai tersebut.

Pengelola gerai Nur Fitriah juga mengeluhkan tidak adanya pintu di gerainya sehingga keamanan barang dagangan tidak terjamin. Dia mengatakan posisi beberapa barang dagangan sering berubah, dan jumlah barang dagangan berkurang dari catatan stok dalam perhitungan bulanan yang dilakukannya.

"Gerainya tanpa pintu, jadi setelah pesawat NAM Air sore lepas landas kami menutup gerai dengan kain sajan," kata pemilik usah mikro kecil menengah (UMKM) Blimbingsari Craft itu.

Dia juga merasa posisi gerai kurang strategis karena jarang dilewati penumpang sehingga oleh-oleh kerajinan yang dijualnya kurang laku. Sepinya penjualan bukan karena kecilnya minat pembeli, dibuktikan barang justru laku saat terjadi delay sehingga penumpang berkeliling bandara sambil menunggu.

Selain itu ada keluhan kurangnya toilet pegawai pria di area air set bandara, instalasi kabel yang kurang rapih karena tidak ada jalur kabel bawah tanah, hingga masalah ketertiban angkutan lanjutan yang dikeluhkan sopir taxi konvensional. Keluhan para peserta FGD didominasi ketidaknyamanan mereka di dalam terminal bandara.

Manajer Operasi Teknik AP II Bandara Banyuwangi Suparman mengakui dinding yang 100 persen berupa kisi-kisi kayu mengurangi keamanan dan kenyamanan bandara. Menurutnya harus ada tembok penutup di bagian bawah setinggi 1 meter sehingga menghalangi tikus, katak, dan ular masuk.

Pihaknya memang ingin ada perubahan desain interior bandara agar sesuai dengan kebutuhan operasional bandara. Namun dalam prosesnya mereka harus berkoordinasi dengan sang arsitek terminal bandara, yakni Andra Matin.

"Kita sendiri ingin ada perubahan, tapi masih terganjal karena timnya Pak Andra Matin (belum menyetujui). Jadi beliau masih ingin mendesain ulang sendiri semuanya," kata Suparman.

Untuk memanfaatkan area-area kosong sebagai selfie both saja pihaknya harus mendapat persetujuan tim arsitek. Di sisi lain harus ada perombakan desain untuk mengatur alur jalannya penumpang agar selalu melewati gerai oleh-oleh, merapihkan instalasi kabel dan menghindari masuknya hewan.

Dalam berkas perjanjian kerjasama antara Pemkab Banyuwangi dan AP II yang ditandatangani Kamis (30/8), AP II sudah memiliki hak untuk mengembangkan bangunan-bangunan bandara. Namun bangunan harus sesuai dengan kearifan lokal dan kebudayaan di Bumi Blambangan.

Karakter kekhasan lokal di terminal bandara yang telah ada maupun pembangunan terminal baru nantinya harus mengikuti ketentuan tersebut. AP II harus selalu melakukan koordinasi dengan Pemkab Banyuwangi dalam pembangunan dan pengembangan semua bagian bandara.

"Jadi banyak celah yang bisa dilewati oleh binatang, baik itu binatang pengerat, tikus, ular, kodok dan sebagainya karena kisi-kisinya itu langsung ke lantai. Mungkin kalau bagian bawah itu ditutup pakai tembok setinggi 1 meter, mungkin bisa jadi faktor untuk mengurangi hal-hal seperti itu," katanya.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Bandara Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA