Ritual kebo-keboan sudah berlangsung sejak 300 tahun silam saat Desa Alasmalang dilanda bageblog (penyakit).
Merdeka.com, Banyuwangi - Ritual Kebo-keboan (kerbau) Alasmalang siap hadir menghibur warga Banyuwangi dan wisatawan baik lokal maupun macanegara. Event agraris yang akan diselenggarakan 2 Oktober mendatang di Dusun Krajan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, merupakan salah satu rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016.
Menurut Panitia Event Indra Gunawan, ritual adat di Dusun Krajan ini digelar sebagai wujud permohonan masyarakat di wilayah Alasmalang kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar sawah mereka dijaga kesuburannya. Sehingga hasil panennya melimpah ruah.
Di Festival Kebo-keboan Alasmalang ini, seperti halnya ritual-ritual lainnya di Bumi Blambangan. Sejumlah petani di desa setempat mengenakan kostum kerbau dan melumuri tubuhnya dengan warna hitam dan bertanduk. Mereka juga dirasuki roh leluhur. Sehingga bertingkah layaknya kerbau sungguhan saat proses cocok tanam dilakukan, yaitu mulai membajak sawah hingga para petani mulai menabur benih padi.
“Ritual ini sebenarnya sudah dimulai sejak satu minggu lalu. Yaitu diawali dengan ziara ke Makam Buyut Karti merupakan leluhur Desa Alasmalang,” kata Indra Gunawan, Rabu (28/9).
Indra menjelaskan, ritual kebo-keboan sudah berlangsung sejak 300 tahun silam. Saat itu, Desa Alasmalang dilanda bageblog (penyakit). Kemudian Buyut Karti mendapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa untuk menggelar ritual bersih-bersih desa.
“Konon, wangsit yang diterima Buyut Karti tidak hanya bersih-bersih desa, tapi juga petunjuk agar warga desa menggelar ritual kebo-keboan. Para petani diminta untuk menjadi kerbau,” ujarnya.
Indra menjelaskan, kerbau merupakan simbolisasi mitra petani di sawah. Kerbau juga dianggap memiliki peran penting meningkatkan hasil panen. “Itulah kenapa simbol kerbau ini dijadikan ritual adat di Desa Alasmalang,” kata dia.
Ritual Kebo-keboan Alasmalang akan dimulai sekitar pukul 09.30 WIB. Sebelum ritual dilakukan, warga desa setempat terlebih dulu menggelar kenduri atau selamatan dengan membawa 12 tumpeng, lengkap dengan ayam ingkung plus lima porsi jenang sengkolo dan tujuh porsi jenang suro.