"Ini menunjukkan respons bagus. Proses seleksi juga mengikuti standar kampus pusat di Surabaya," kata Nasih.
Merdeka.com, Banyuwangi - Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi, Jawa Timur, tak kalah dengan kampus yang ada di Surabaya. Sejak resmi perkuliahan dimulai pada 2014 lalu, Unair Banyuwangi mampu menyedot ribuan calon mahasiswa se Indonesia.
Dan hingga kini, mahasiswa dari 15 provinsi di Tanah Air, telah menempuh perkuliahan di Unair Banyuwangi, yang terbagi dalam empat jurusan yang ada, yaitu Akuntansi, Budidaya Perairan, Kedokteran Hewan dan Kesehatan Masyarakat.
Rektor Unair Moh Nasih, mengatakan sejak perkuliahan resmi dibuka pada 2014, calon mahasiswa yang mendaftar di Unair Banyuwangi mencapai tiga sampai empat kali lipat dari kuota.
"Ini menunjukkan respons bagus. Proses seleksi juga mengikuti standar kampus pusat di Surabaya dan ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri)," kata Nasih usai penandatanganan MoU dengan Pemkab Banyuwangi, Rabu (16/3).
Saat pertama dibuka pada 2014, lanjut dia, terdapat sekitar 1.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia membidik Unair Banyuwangi. Pada 2015, jumlah peminat melonjak 1.651 atau naik sekitar 65 persen dibanding 2014. "Mereka dari banyak daerah, mulai dari Jateng, Jabar, Yogyakarta, Bali, Jakarta, NTB, Jambi, Sumbar, Sulteng, NTT, Lampung, Kalbar, Sulsel, hingga Papua," katanya yakin.
Apalagi, dia melanjutkan, sekarang Banyuwangi semakin terkenal sebagai daerah yang terus menggeliat dengan pariwisatanya. "Kami yakin, tahun ini, pasti akan lebih banyak lagi mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang bakal berkuliah di Banyuwangi. Apalagi sekarang sudah sangat terkenal," ucapnya.
Nasih menggaransi kualitas Unair Banyuwangi sama dengan Unair Surabaya. Dosen-dosennya pun masuk kualifikasi dan standar Unair. "Ada lebih dari 30 dosen tetap di sana, semuanya kami rekrut dengan kualifikasi tinggi. Fasilitas laboratorium seperti laboratorium basah, kering, pakan, instrumentasi, komputer, kelas dan sarana pembelajaran lain juga memadai," ujarnya.
Ke depan, beberapa program studi baru juga tengah disiapkan. Seperti kimia, pariwisata, radiologi, fisioterapi, biologi, matematika, psikologi, komunikasi dan sastra Jepang untuk tingkat sarjana. Untuk tingkat magister, akan disiapkan jurusan kesehatan masyarakat, kebijakan publik dan akuntansi.
"Beberapa program studi baru akan kami realisasikan semester depan, sekarang masih dimatangkan. Kami juga menyiapkan sejumlah lahan pengembangan, sehingga kelak kampus ini bisa makin bagus dan menghasilkan SDM bermanfaat bagi pembangunan daerah. Kami juga berniat membuka fakultas kedokteran, tapi secara bertahap, mungkin dalam tiga atau empat tahun ke depan," paparnya.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya juga ikut mendorong Unair dan kampus-kampus lain yang ada di daerahnya untuk terus berkontribusi pada pengembangan daerah. "Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan adalah salah satu pilar daya saing daerah. Dengan iklim akademik yang bagus, kualitas SDM juga pasti meningkat," kata Anas.
"Kami juga mengiringinya dengan pemberian beasiswa Banyuwangi Cerdas yang selama ini telah membiayai lebih dari 600 mahasiswa asli Banyuwangi yang berkuliah di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia," ujarnya.
Kembali dia menjelaskan, problem-problem di masyarakat pun bisa dipecahkan melalui riset dari kalangan mahasiswa dan dosen. "Misalnya, banyak mahasiswa akuntansi Unair yang mulai mendampingi UMKM kami dalam menerapkan sistem akuntansi sederhana. Ada juga mahasiswa budidaya perairan yang membantu budidaya lele dumbo dengan sistem akuaponik."
Kehadiran Unair di Banyuwangi, juga ikut mendongkrak kegiatan ekonomi masyarakat dengan tumbuh-kembangnya jasa pondokan mahasiswa, kuliner, jasa transportasi, laundry hingga pariwisata. "Daerah dekat Unair Banyuwangi sekarang mulai tumbuh. Kelak dengan jumlah mahasiswa yang semakin banyak, misalnya beberapa tahun lagi bisa mencapai ribuan, tentu uang yang berputar di masyarakat semakin besar," terang Anas.