Semua pihak untuk saling menghargai perbedaan dalam kehidupan sehingga tidak sampai terjadi penyerangan umat agama lain.
Merdeka.com, Banyuwangi - Tokoh agama di Banyuwangi menginginkan penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (11/2) segera reda.
Hal ini disampaikan Romo Yosep Utus selaku Ketua Diaken Blambangan, lembaga kepastoran di Banyuwangi, setelah menghadiri pertemuan lintas agama di Kantor Bupati Banyuwangi, Senin (12/2).
Dia meminta semua pihak untuk saling menghargai perbedaan dalam kehidupan sehingga tidak sampai terjadi penyerangan umat agama lain.
"Siapapun kita, kita akan mengutuk tindakan ini. Dengan hal ini memperlihatkan bagaimana tokoh agama harus memberikan pemahaman kepada masyarakatnya untuk saling menghargai,"kata Romo Yosep.
Senada dengan Romo Fajar Tejo yang merupakan tokoh agama Katolik di Banyuwangi yang mengapresiasi Pemkab Banyuwangi yang cepat dalam menanggapi kejadian ini dengan segera memastikan informasi tersebut.
"Saya sebagai pemimpin umat dan para pastor di Jajag sudah sepakat, artinya janganlah ditambah, jangan perkeruh masalah," kata Romo Fajar.
Dia mengatakan, sejak lama memegang teguh prinsip untuk memperkecil masalah besar, dan menghapus masalah kecil. Dia khawatir pihak-pihak lain akan mengambil kesempatan ini untuk bertindak macam-macam melalui media sosial.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memang sengaja mengundang tokoh lintas agama agar silaturahmi tetap terjalin setelah kejadian penyerangan Gereja Santa Lidwina di Sleman DIY oleh salah satu warga Banyuwangi bernama Suliono (23).
"Kita harus terus memagari kerukunan agar tetap utuh setelah berbagai peristiwa yang terjadi,"kata Anas.
Dia berharap kerukunan antar umat beragama dan antar suku di Banyuwangi sendiri tetap terbangun untuk mempertahankan Harmony Award dari atau Anugerah Kerukunan Umat Beragama dari Kementerian Agama (Kemenag).
Anas berharap agar semua pihak mengambil pelajaran dari kejadian penyerangan umat beragama itu.
"Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, agar selalu saling menghargai dan mencintai perdamaian," katanya.