"Kalau mass tourism seperti wisata buatan, Banyuwangi jelas kalah dari kota besar. Ini soal pemasaran wisata, jadi harus kreatif," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Dibanding kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur bukan apa-apa. Tapi soal konsep bagaimana mengembangkan potensi wisata, Bumi Blambanganlah jagonya.
Ini sempat diungkap Bupati Abdullah Azwar Anas di sela membuka event Banyuwangi International BMX Competition 2016 di Sirkuit Muncar, Sabtu siang (2/4). "Kalau mass tourism seperti wisata buatan, Banyuwangi jelas kalah dari kota-kota besar. Ini soal pemasaran wisata, jadi harus kreatif," kata orang nomor satu di Tanah Osing tersebut.
Terkait kompetisi BMX di Sirkuit Muncar, Anas mengungkap, pasar penggemar BMX sangatlah besar. Dan ceruk inilah yang dimanfaatkan the Sunrise of Java menarik minat pelancong ke Banyuwangi. "Pasar penggemar BMX sangat besar. Jenis BMX menyumbang 20 persen dari total penjualan produsen sepeda," katanya.
"Ini niche market. Pasar yang spesifik tapi potensinya besar. Saat ini terus membesar, apalagi BMX resmi mulai dipertandingkan di olimpiade sejak 2008. Pasar wisata ini belum banyak yang garap. Dan Banyuwangi ingin memanfaatkan pasar ini", sambungnya.
Diungkapnya, salah satu riset Active Marketing Group di Amerika Serikat, ada hampir 500 ribu penggemar BMX. Lebih dari100 hari, mereka menggunakan sepeda BMX-nya. "Dan lebih dari 10 persennya memiliki pendapatan setara hampir Rp 1 miliar per tahun".
"Di Indonesia, dari diskusi yang disampaikan teman-teman ISSI, banyak di antara penggemar BMX adalah kelas menengah ke atas. Ke depan mereka bisa beratraksi di Sirkuit Muncar Banyuwangi sekaligus berwisata," tandas Anas.
Sementara Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M.Y. Bramuda mengatakan, pihaknya sengaja membangung Sirkuit BMX di kawasan Muncar. Ini dimaksudkan mendorong pemerataan destinasi anyar.
"Stimulus ini diharapkan memancing para pelaku usaha wisata untuk mengemas paket-paket wisata yang bisa menggaet wisatawan. Pemandangan pelabuhan di Muncar juga sangat menarik, dipenuhi perahu besar berwarna-warni," katanya.
Dengan berwisata di Muncar, selain bisa menjajal 'keangkeran' Sirkuit BMX, para pelancong juga bisa belanja beragam ikan laut. Di tempat ini, setiap tahunnya juga digelar tradisi Petik Laut Muncar, yang tersohor.
"Ditambah lagi Teluk Biru yang memiliki keindahan bawah laut menawan. Sangat layak dipromosikan. Bisa dipaketkan, setelah bersepeda di Sirkuit BMX, bisa berbelanja di pasar ikan atau menikmati Teluk Biru," pungkasnya.
Seperti diketahui, sejak lima tahun terakhir, saat kali pertama menjabat sebagai bupati, Anas mulai menggagas ide-ide cemerlang, mengangkat nama Banyuwangi.
Bersama wakilnya, Yusuf Widiatmoko, bupati besutan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangaan (PDIP) ini, mulai berfikir bagaimana destinasi wisata di Banyuwangi dilirik dunia, seperti di Pulau Dewata, Bali.
Idenya terus mengalir. Anas dan jajarannya, mulai mengenalkan budaya dan tradisi lokal. Berlanjut ke Kawah Gunung Ijen dengan blue fire-nya, hingga obyek-obyek wisata laut ciamik terus digarapnya agar diminati pelancong, lokal maupun macanegara.
Sukses konsep sport tourism, hingga saat ini terus digaungkan, salah satunya Banyuwangi International BMX di Muncar, yang menjadi rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016.