Jimmi tampil memukai saat pembukaan kompetisi ini.
Merdeka.com, Banyuwangi - Keangkeran Sirkuit BMX Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, terbukti. Saat lomba di hari pertama digelar, banyak pebalap tumbang, Sabtu (2/4). Mereka tersungkur dan cedera. Terpaksa, mereka harus ditandu keluar lapangan.
Di hari pertama ajang Banyuwangi International BMX Competition ini, sesuai prediksi, pebalap asal Denmark, Jimmi Therkelsen yang turun di nomor Man Elite tampil memukau.
Sebagai pebalap kelas dunia yang baru saja menuntaskan kompetisi di Argentina, Therkelsen tak ingin dipermalukan di Bumi Blambangan. Dia memang atlet andal di kelasnya. Dia kerap mengumbar trik-trik ciamik di sepanjang race.
Aksi Therkelsen itupun menyihir Sirkuit Muncar, yang konon terbaik dari dua sirkuit di Indonesia; Sirkuit Siak dan Yogyakarta. Therkelsen mampu membuat decak kagum ribuan penonton, termasuk Bupati Abdullah Azwar Anas.
Alhasil, dua atlet penghuni pelatnas yang digadang-gadang Indonesia menjadi juara, yaitu Tony Syarifudin dan Rio Akbar harus menyerah kalah di urutan dua dan tiga. Keduanya harus mengkui kehebatan Therkelsen.
"Dia (Therkelsen) memang lumayan kuat. Harus saya akui, teknik saya jauh di bawah pebalap asal Denmark itu," aku Tony pasrah.
Meski harus diakui kehebatan Therkelsen, publik Tanah Air tak perlu sedih. Sebab, satu atlet penghuni pelatnas lainnya, Elga Kharisma Novanda sukses menuntaskan lombanya dengan baik.
Ratu BMX Asia Tenggara asal Malang ini masih menjadi yang terbaik di kelasnya; Women Elite. Di nomor Individu Time Trail (ITT), mulai fase race pertama hingga ketiga, dia mampu mendominasi pertandingan.
Meski ditempel ketat pebalap asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Regina Patricia Panie, disusul Cupi Novianti asal Jawa Barat, Elga tetap tak terkejar hingga babak final. Termasuk tak tersentuh pembalap putri asal Thailand dan Malaysia.
Diakui Elga, sirkuit senili Rp 2 miliar yang terbaik dari Sirkuit BMX Siak dan Yogyakarta itu sangat sulit ditundukkan. Butuh skill khusus untuk bisa melintasi sejumlah titik di Sirkuit Muncar.
"Tracknya memang agak susah. Butuh skill khusus untuk bisa melewatinya," akunya usai melakoni lomba berhadiah total Rp 240 juta (Rp 100 juta dari Pemkab Banyuwangi dan Rp 140 juta dari PB ISSI) itu.
Besok, Elga masih harus bertanding lagi. Targetnya, dia harus kembali menang. "Besok masih ada pertandingan kedua. Target saya menang di Banyuwangi," tandasnya.