"Dengan program ini, pasien tidak perlu mengantre lama di apotek. Kan kasihan, pasien sudah sakit, masih disuruh nunggu obat," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Inovasi antar obat ke rumah pasien kurang mampu di Banyuwangi secara gratis masuk dalam jajaran elit inovasi pelayanan publik terbaik di Indonesia. Masuk dalam jajaran Top 40 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), penghargaan tersebut diserahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Bupati Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Rabu (7/11).
"Kami gembira program ini diapresiasi pemerintah pusat, serta yang terpenting mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat sebagaimana selalu diamanatkan Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla," ujar Anas saat dihubungi.
Program antar obat ke rumah pasien kurang mampu itu bernama Gancang Aron, kependekan dari Gugus Antisipasi Cegah Antrean Panjang dengan Antar Obat ke Rumah Pasien. Dalam bahasa setempat, "gancang aron" berarti "lekas sembuh".
Anas mengatakan, Gancang Aron adalah instrumen memberi pelayanan yang lebih efektif dan efisien kepada pasien rawat jalan di rumah sakit milik pemerintah daerah.
"Dengan program ini, pasien tidak perlu mengantre lama di apotek. Kan kasihan, pasien sudah sakit, masih disuruh nunggu obat. Apalagi jika obatnya butuh peracikan tertentu yang makan waktu. Maka dengan program ini, setelah berobat, pasien bisa langsung pulang dan beristirahat. Obatnya diantar ke rumah mereka setelah disiapkan apoteker," terang Anas.
Anas menambahkan, dalam perjalanannya, program ini menggandeng Go-Jek sebagai penyedia jasa kurir pengantar obat ke rumah pasien.
"Personel dan armada kendaraan rumah sakit terbatas. Akhirnya kita kolaborasikan dengan Go-Jek. Dengan kolaborasi ini lebih hemat karena tidak perlu pengadaan armada kendaraan,"ujarnya.
Meski diantar Gojek, rumah sakit milik pemerintah daerah tetap memantau ketepatan pengiriman obat. "Sebelumnya, pasien diedukasi tentang obat yang dikonsumsinya saat menyerahkan resep," ujarnya.
Bahkan, untuk memastikan obat diterima dengan tepat oleh pasien, driver Gojek diberikan pendidikan khusus. "Tidak semua driver Go-Jek bisa mengantar obat. Kita beri pendidikan khusus. Selain itu, ada sistem pengamanan lain untuk memastikan obat dan informasi tentang obat itu tersampaikan dengan baik ke pasien," papar Anas.
Anas menambahkan, berkat berbagai inovasi Banyuwangi sepanjang 2017, Banyuwangi mendapat apresiasi dari pemerintah pusat berupa insentif Rp8,7 miliar dan Rp75 miliar untuk pelaksanaan sejumlah program.
Direktur RSUD Blambangan dr Taufik Hidayat menambahkan, sejak diluncurkan akhir 2017, Gancang Aron telah melakukan lebih dari 5.000 pengiriman obat ke pasien kurang mampu.
Program ini juga menyediakan pelayanan "home care", di mana apoteker mendatangi warga yang membutuhkan edukasi lebih tentang pengobatannya. "Layanan ini untuk penyakit tertentu yang butuh edukasi ekstra, seperti TBC," katanya.