Ada 13 orang yang diberi penghargaan karena telah mendonorkan darahnya lebih dari 100 kali.
Merdeka.com, Banyuwangi - Sebagai bentuk kepedulian bersama terhadap kebutuhan darah, Unit Transfusi Darah (UTD) -PMI Banyuwangi memberikan apresiasi kepada para pendonor dengan mengadakan acara Gathering: Penggerak Donor Darah Sukarela. Ratusan relawan baik perorangan maupun kelompok yang hadir, merupakan pendonor sudah menyumbangkan darahnya selama puluhan tahun.
Pertemuan para pendonor ini merupakan acara yang pertama kalinya di gelar di Banyuwangi. Ada 13 orang yang diberi penghargaan karena telah mendonorkan darahnya lebih dari 100 kali. Ada yang sudah 101 hingga paling banyak mencapai 140 kali donor darah.
Dalam kesempatan tersebut, para relawan donor darah juga mendapatkan materi dari UTD pusat sebagai ruang silaturahmi dan edukasi tentang donor darah. Sebagai pembicara, Kepala Humas UTD Pusat (UTDP) PMI , Putri Srihartuty menjelaskan, para relawan donor darah merupakan pejuang kemanusiaan. Dengan donor darah, relawan secara tidak langsung telah menyelamatkan nyawa manusia.
“Karena darah belum bisa kita buat atau produksi. Kalau sirup gampang buatnya. Tapi kalau darah belum ada. Jadi memang Bapak-bapak, Ibu semua saya nyebutnya sebagai pejuang kemanusiaan. Karena rasa kesukarelaan tanpa dibayar,” tutur Putri Srihartuty kepada para relawan di Hotel Ketapang, Banyuwangi, Minggu (31/7).
Putri menambahkan, kebutuhan darah nasional saat ini mencapai 5 juta kantong per tahun atau 2 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dari target ideal 5 juta kantong darah, PMI baru bisa mencukupi 87,5 persen dengan hasil maksimal 4,8 juta kantong per tahun-nya. Sehingga perlu adanya edukasi agar menjadikan donor sebagai gaya hidup, agar stok darah bisa tercukupi.
“Stok darah kita diharapkan sampai 4 hari ke depan tercukupi. Selain TNI sekarang sudah ada UTD Rumah Sakit pun mungkin baru mampu 5 persen untuk memenuhi kebutuhan darah nasional,” jelasnya.
Pentingnya donor darah untuk membantu sesama, dilihat dari kebutuhan masyarakat sendiri. Berbagai penyakit seperti ginjal, atau pendarahan akibat terluka diharapkan menjadi perhatian bersama. Terutama masih tingginya kasus Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia akibat pendarahan mencapai 42 persen.
“Saat ini penyakit keganasan cukup tinggi. Bisa faktor makanan, lingkungan, polusi, bisa juga gaya hidup. Satu orang donor satu kantong darah dapat menghasilkan produk darah lainnya. Antara sel darah merah pekat dan plasma. Jadi slogan satu kantong darah bisa menyelamatkan beberapa nyawa itu benar,” lanjutnya.
Melihat kondisi demikian, ternyata semangat donor darah warga Banyuwangi cukup tinggi. Salah satunya dijelaskan Rosidin, Penata Anestesi Rumah Sakit Alhuda Banyuwangi. Sejak tahun 2007, pihaknya telah bekerjasama dengan UTD-PMI Banyuwangi untuk mengadakan donor darah rutin.
“Karena di RS Alhuda, mungkin satu satunya yang bisa melaksanakan donor darah 4 kali dalam 3 bulan. Kami bisa membagi menjadi 4 kelompok. Yang tiga sift pagi, yang satu kali sift sore sampai malam. Sehingga menjadi empat kali dalam tiga bulan. Kemudian per Agustus 2015, kami sudah mulai melakukan tiap bulan,” jelas Rosidin.
Saat ini, kata Rosidin, sudah ada 415 pendonor dari 17 kecamatan di Banyuwangi yang rutin mendonorkan darahnya. Ada yang dari masyarakat, serta karyawan rumah sakit sendiri.
Di sisi lain, Bupati Abdullah Azwar Anas yang tidak bisa hadir dalam acara, membari sambutan melalui video live streaming, dengan para peserta. Anas berharap, melalaui acara silaturahmi para relawan donor darah ini, bisa terobosan untuk menunjukan bahwa masyarakat Banyuwangi tingkat kesadaran donor cukup tinggi. Sekaligus agar menjadikan donor darah sebagai gaya hidup generasi muda.
“Forum ini sangat penting, bagaimana mengajak lingkungan kita dengan teroboson untuk memajukan daerah. Banyuwangi sudah bangun dengan sungguh sungguh. Dan sedang bekerja keras. Ini butuh kebersamaan. Forum ini penting untuk bagaimana membangun karakter anak muda di tengah,” jelas Anas.