1. BANYUWANGI
  2. LAPAK

Menengok Kerajinan alat dapur dari Banyuwangi

Kerajinan alat dapur di desa ini sudah ada sejak tahun tahun 1965.

Sentra produksi kerajinan alat dapur Kecamatan Kalibaru. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 03 Juni 2016 11:36

Merdeka.com, Banyuwangi - Kerajinan alat dapur, menjadi salah satu sentra produksi yang khas di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Sepanjang jalan raya Jember, Kalibaru, Anda akan melihat beragam peralatan dapur yang dijual di depan rumah warga. Ada dandang, wajan, oven dan beragam alat cetak kue.
 
Kerajinan alat dapur ini, tidak diproduksi secara massal. Para pekerja masih menggunakan peralatan manual. Tiap rumah industri rata-rata hanya menghasilkan 4-6 kerajinan alat dapur per hari.
 
“Kalau di sini buatnya ya dandang, wajan, oven sama cetakan kue. Kalau sini sistem kerjanya yang buat itu borongan. Sehari rata-rata 4-6 lah buatnya,” ujar salah satu pemilik rumah industri, Yayuk Andini (47) kepada Merdeka Banyuwangi, (2/6).
 
Yayuk menjelaskan, saat awal berdiri kerajinan alat dapur di Kalibaru hanya memproduksi dandang. Mulanya dia hanya menjadi sales alat kerajinan pada tahun 2000. Baru mulai membuka rumah industri kerajinan dapur pada tahun 2005.
 
“Dulu enggak tak taruh di depan rumah. Jadi jualnya masih keliling pakai kendaraan. Jualannya bisa sampai Malang dan Blitar waktu itu,” jelasnya.
 
Saat ini ada sekitar 20 rumah yang menjual kerajinan perlengkapan dapur. Mengenai harga, kata Yayuk, disesuaikan dengan ketebalan bahan, kualitas dan ukuran. Mulai dari harga Rp 10 ribu sampai Rp 500 ribu.
 

kerajinan alat dapur Kecamatan Kalibaru
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab


Soal pemasaran, kerajinan perlengkapan dapur ini sudah sering di pesan dari berbagai kota, mulai dari Jember, Surabaya, Bali hingga luar Jawa.
 
“Langganannya tidak hanya orang yang lewat sini saja. Tapi juga sudah banyak yang pesan dari luar kota itu,” ujarnya.
 
Perlengkapan dapur berbahan stainles steel dan alumunium ini sudah ada di Kalibaru sejak tahun 1965. Hal ini diceritakan oleh Klasih (62), anak dari keluarga yang pertama kali membuka usaha kerajinan dapur di Kalibaru. Dia menjelaskan mulanya, Pak Gudel, Ayahnya yang berasal dari Madiun mencoba membuat dandang dari bahan drum bekas.
 
“Ceritanya dari Bapak saya itu, awalnya coba buat dandang. Ya modal awalnya keterampilan sebagai tukang memperbaiki segala jenis peralatan rumah tangga,” jelasnya.
 
Baru pada tahun 1970an, industri kerajinan dapur milik keluarganya mulai ramai pembeli. ""Akhirnya para pekerja yang sudah punya keterampilan buka sendiri-sendiri. Ya masih tetangga, ada juga saudara,” ujarnya.
 
Pasar kerajinan perlengkapan dapur buka mulai pukul 6 pagi sampai 9 malam. Beragam perlengkapan dapur sudah disajikan berderet di sepanjang jalan depan rumah pengrajin dan pedagang.

(FF/MUA)
  1. Bisnis
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA