Harga sewanya pun murah Rp 75 ribu per orang.
Merdeka.com, Banyuwangi - Perkembangan pariwisata di Banyuwangi kian meningkat sejak Bupati Abdullah Azwar Anas menjabat. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi berimbas pada hotel-hotel yang dipenuhi pengunjung.
Untuk mengatasi melonjaknya jumlah wisatawan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata membangun Dormitory Tourism Banyuwangi. Dormitory merupakan tipe kamar yang diisi oleh lebih dari empat orang per kamar.
Banyuwangi memiliki dua Dormitory Tourism yaitu di Jalan Ahmad Yani dan di Jalan Susuit Tubun. Kedua dormitory yang diresmikan oleh bupati sejak 1 Januari 2016. Bangunan tersebut berada di pusat kota yaitu di sebelah Selatan kantor Pemkab Banyuwangi dan di depan Taman Sritanjung.
Dormitory Ahmad Yani memiliki fasilitas 3 kamar tidur dengan 12 tempat tidur susun (24 ranjang). Sedangkan dormitory Susuit Tubun memiliki 7 kamar dengan 34 ranjang. Dengan suasana hijau dari banyaknya tanaman gantung, di sana terdapat beberapa lukisan wisata dan budaya Banyuwangi, serta kamar tamu yang minimalis.
"Biasanya pengunjung dari Surabaya, Bali, Makassar, atau bule-bule. Kebanyakan mereka akan ke Kawah Ijen, Pulau Merah, atau Taman Nasional Baluran," ujar resepsionis dormitory Susuit Tubun, Alba.
Dengan harga Rp 75 ribu per orang, pengunjung dapat fasilitas AC, air mineral dan morning tea. Dengan lokasi yang strategis di pusat kota, pengunjung dapat melakukan city tour ke beberapa spot wisata.
Misalnya Taman Blambangan, Taman Sritanjung, Masjid Agung Baiturrahman dengan Al-quran raksasanya, museum Blambangan, beberapa desa wisata, wisata kuliner maupun pusat oleh-oleh yang berada di jantung kota Banyuwangi.