1. BANYUWANGI
  2. PARIWISATA

Jaga kualitas air, bendungan di Banyuwangi dijadikan tempat wisata

Harapannya selain menjadi tempat wisata, agar kesadaran tidak membuang sampah ke sungai karena warga akan malu sendiri.

Aliran bendungan Sungai Cluring. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 09 Februari 2017 18:48

Merdeka.com, Banyuwangi - Sejumlah aliran sungai di Kabupaten Banyuwangi secara bertahap mulai dijadikan wisata. Hal ini dilakukan untuk mengajak masyarakat Banyuwangi malu untuk membuang sampah di sungai. Salah satu keunikan yang menjadi ciri khas dari wisata ini ialah penggunaan aneka warna cat untuk memperindah tampilan bantaran sungai.

Sejak sungai Kalilo di Kelurahan Singoturunan menjadi destinasi spot selfie pada 2016, hal ini membuat kecamatan lain di Banyuwangi terinspirasi untuk memperindah sungainya dengan cat warna-warni.

Sungai Stail di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng misalkan sejak awal Januari sudah mulai mengecat bendungan irigasi dan pepohonan yang ada di bantaran sungai. Hasilnya mulai ada anak-anak yang berteduh untuk belajar.

"Sudah mulai ada yang datang, anak-anak juga kadang belajar di bawah pohon. Intinya agar masyarakat tidak buang sampah sembarangan dan bisa menjadi tempat wisata gratis," ujar Koordinator Eksploitasi Air Irigasi (Koreg) Wilayah Genteng, Kamis (9/2).

Papan peringatan dilarang buang sampah di area bendungan Sungai Cluring
© 2017 merdeka.com/Muhamad Ulil Albab

Selain itu, salah satu bendungan irigasi di Sungai Cluring, Kecamatan Cluring juga mengecat bantaran sungai menjadi lebih indah dipandang. Meski baru lima hari dicat, namun bantaran bendungan Sungai Cluring sudah selesai 80 persen.

Sekitar 20 THL dari Dinas PU Pengairan Banyuwangi, dikerahkan untuk gotong royong bersama masyarakat untuk mengecat bantaran sungai. Selain cat warna-warni, juga menggunakan gambar-gambar khas Banyuwangi seperti gandrung dan motif batik gajah uling. "Tim kreatifnya dari teman-teman pengairan dan masyarakat Desa Cluring sendiri," ujar Koreg Cluring, Teko Atmoko.

Setelah selesai memberi cat, ke depannya akan dibuatkan gazebo dan tempat-tempat duduk santai. Harapannya selain menjadi tempat wisata, agar kesadaran tidak membuang sampah ke sungai. "Kalau papan larangan saja belum cukup. Tapi kalau seperti ini mereka akan malu. Karena warga sini sudah sepakat menjaga kebersihan sungai," ujar dia.

Lokasi Sungai Cluring banyak dilalui masyarakat. Para pedagang dari pasar Cluring, Benculuk dan Jajag pasti melalui jalan di sungai tersebut, termasuk anak-anak sekolah. Sehingga sudah mulai dikenal dan banyak yang tertarik untuk mampir. "Sudah mulai banyak yang berhenti untuk sekedar foto-foto," kata Atmoko.

(FF/MUA)
  1. Pariwisata
  2. Lingkungan
  3. Pintu Air Dicat
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA