Arief datang ke Desa Kemiren untuk memberikan bantuan kepada 55 masyarakat pengelola homestay.
Merdeka.com, Banyuwangi - Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya sempat memberikan edukasi kepada Ibu-ibu pengelola homestay di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Agar wisatawan kerasan, dia meminta agar pengelola selalu menjaga kebersihat toilet.
"Kalau saya minta nomor satu toilet. Ini harus dipertahankan kebersihannya. Jangan sampai ada orang datang mengeluhkan toiletnya kotor. Melihat budaya bersih satu desa, bisa dilihat dari toiletnya," ujar Arief, Sabtu (9/9).
Saat datang ke Desa Kemiren yang sudah siap menjadi destinasi desa budaya Using, Arief diarak dengan kesenian barong dan keramahan warga. Dia juga sempat menikmati kuliner khas pecel pitik dan durian merah.
Arief datang ke Desa Kemiren untuk memberikan bantuan kepada 55 masyarakat pengelola homestay. Bantuan tersebut berupa perlengkapan kebersihan dan furniture kamar seperti lemari pakaian, keranjang sampah, sprei, tong sampah besar dan 6 kloset jongkok.
"Inii sebagai stimulus bagi para pemilik homestay di Banyuwangi agar terus meningkatkan pelayanan bagi wisatawan," jelasnya.
Selain kebersihan, Arief juga menekankan agar masyarakat terus melestarikan budaya ramah, aman, tenang, tertib hingga wisatawan bisa terkesan.
Pihaknya, juga meminta agar manajemen pengelolan homestay lebih profesional dan modern. Seperti menawarkan pesanan penginapan melalui internet.
"kita jual secara online agar dijual secara nasional dan internasional. Kemudian membantu pengelola homestay untuk mendapat akses dana dari perbankan," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi pariwisata di Banyuwangi.
Anas, secara bertahap juga mendorong agar masyarakat di Banyuwangi siap mengangkat potensi desanya, dan siap menjadi desa pariwisata. Menurutnya, keramahan dan budaya yang masih kuat dilestarikan masyarakat bisa menjadi modal besar untuk menarik wisatawan datang ke Banyuwangi.
"Karena tradisi yang kita jalani sehari-ini justru menjadi atraksi yang menarik bagi wisatawan. Seperti orang membajak sawah, menanam padi, bahkan menampah padi itu jadi hal yang menarik turis," ujar Anas.