Selain rasa, warna eksotik. Durian bisa untuk kesehatan dan menambah stamina.
Merdeka.com, Banyuwangi - Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya menikmati durian merah di rumah adat suku Using, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Arief datang ke Banyuwangi dalam rangka memberikan bantuan pengembangan homestay yang dikelola warga Kemiren sebagai desa wisata budaya.
Usai memberikan bantuan berupa peralatan kebersihan dan furnitur kamar untuk 55 homestay Arief menikmati durian sambil duduk di beranda rumah adat Using.
"Ini enak duriannya. Jadi harus dikenalkan, biar wisatawan ingin merasakan juga," ujar Arief kepada sejumlah wartawan, Sabtu (9/8).
Saat ini lanjutnya, dari 70 ribu desa, sudah ada 2000 desa yang siap mengenalkan potensi wisatanya, dan memberikan fasilitas penginapan berupa homestay. Namun untuk mendapatkan dukungan dari Kemenpar, konsep homestay di desa wisata harus menggunakan arsitektur Nusantara.
"Pembangunan homestay harus pakai arsitektur Nusantara, arsitek dengan kearifan lokal. Seperti rumah adat Using, jadi tidak boleh meninggalkan tradisi dan buidaya," terangnya.
Selain itu, dia juga menekankan agar modal kearifan lokal harus dijaga. Seperti keramahan, kebersihan, keamanan, ketenangan, agar wisatawan menjadi betah.
Dari situ, Arief mencontohkan bagaimana enaknya berlibur dengan keramahan warga, tinggal di rumah khas Nusantara sambil menikmati buah durian sesuai potensi di desanya.
Sementara itu, Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, Arief Setiawan menjelaskan, durian merah di Banyuwangi saat ini ada 75 jenis dan masih ada 200 pohon induk.
"Selain rasa, warna eksotik. Durian bisa untuk kesehatan, menambah stamina dan ini cocok ditanam di hampir semua daerah di Banyuwangi," jelasnya.