Kandidat beasiswa yang menempuh pendidikan onkologi, endrokinologi, anastesi dan lainnya.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali memberikan beasiswa kepada 18 dokter untuk menempuh jenjang pendidikan spesialis. Program pemberian beasiswa ini merupakan bagian dari investasi tenaga kesehatan. "Investasi layanan kesehatan tidak hanya pengadaan alat, tapi juga sumber daya manusianya," kata Bupati Banyuangi, Abdullah Azwar Anas beberapa waktu lalu.
Beasiswa yang telah diberikan sejak 2013 ini, memberi peluang bagi dokter berpestasi untuk mengambil kuliah pendek di luar negeri. Tempat studi dipilih merupakan negara yang menonjol dalam bidang kesehatan tertentu.
"Misalnya negara mana yang maju ilmu anastesinya, dokter Banyuwangi bisa dikirim untuk ikut kuliah pendek bisa tiga sampai empat bulan di sana. Agar mereka berkembang ilmunya," kata Anas.
Menurut Anas, langkah ini ditempuh juga seiring dengan peningkatan RSUD Blambangan yang telah naik menjadi tipe B. "Keberadaan para dokter spesialis sangat penting untuk mewujudkan kualitas layanan kesehatan yang prima, karena ini adalah salah satu indikator tindakan medis yang semakin baik," ujarnya.
Tahun ini ada 15 dokter berasal dari RSUD Blambangan, dan tiga dokter lainnya dari RSUD Genteng yang menerima beasiswa ini. Harapan Anas usai menempuh studi pendidikan spesialis, dokter-dokter ini bisa terus berinovasi.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Widji Lestariono mengatakan dokter yang mendapat beasiswa tersebut terdiri dari tiga dokter berstatus PNS, sisanya non PNS. "Ada yang mendapat beasiswa spesialis, subspesialis, ada juga yang kuliah S3," kata dokter yang akrab disapa Rio tersebut.
Kandidat beasiswa yang menempuh pendidikan onkologi, endrokinologi, anastesi, dan lainnya. Usai menempuh pendidikan lanjutan dokter-dokter tersebut nantinya harus mengabdikan ilmunya ke Banyuwangi.