1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

23 staff Kementerian PUPR dengarkan cerita kolaborasi instansi di Banyuwangi

"Banyuwangi punya inovasi, trobosan dan semangat kerja yang baik".

Dialog Benchmarking Diklat PIM TK IV Kementerian PUPR di Banyuwangi. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 22 Maret 2018 17:32

Merdeka.com, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur kembali menjadi jujugan pembelajaran kalangan pegawai pemerintah pusat. Kali ini 23 orang staff Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) didampingi beberapa Widyaiswara, datang menimba ilmu kepemimpinan, Kamis (22/3).

Kepada mereka, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyuwangi Suyanto Waspo Tondo W menjelaskan bagaimana upaya masing-masing kepala instansi di Banyuwangi bersinergi membangun daerah.

Misal saat pihaknya menggelar sebuah acara, membutuhkan tari tradisional, akan meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi untuk menyediakan. Akan dianggap tidak tepat bila Bappeda 'membelanjakan' anggarannya untuk pertunjukan tari.

"Dalam penilaian keuangan, apa urusannya Bappeda belanja tari? Makanya kita minta ke Disbudpar. Sinergi kami sudah sampai seperti ini, justru tidak ada fenomena rebutan anggaran," kata Yayan, sapaannya, di ruang Rempeg Jogopati, lingkungan kantor Pemkab Banyuwangi.

Begitu pula Disbudpar akan menerima manfaat dari program instansi lain, misalnya ketika mereka diwajibkan memunculkan sejumlah titik selfie per bulan. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi, harus mengecat warna-warni dam atau bendungan, jembatan dan plengsengan sungai. Setiap kali selesai mengecat jembatan atau plengsengan, Dinas PU Pengairan menyumbangkan 1 titik selfie kepada Disbudpar.

Sinergi seperti itu, kata Yayan, justru mempermudah pemerintah daerah mengarahkan program pada manfaat yang disasar. Ego sektoral yang sebelumnya terjadi membuat intansi Pemkab Banyuwangi berjalan dengan kerja masing-masing, tergantung intruksi bupati seorang.

Dia menjelaskan, faktanya, penyakit aparatur sipil negara (ASN) membelanjakan anggaran asalkan perencanaan benar, belanja benar, diperiksa hasilnya benar. Padahal belum tentu sampai ke sasaran.

"Dengan aturan harus mengecat dengan warna pelangi, Dinas PU Pengairan menyasar keindahan sungai. Daripada dulu hanya dicat hitam putih," kata dia.

Dia mengatakan banyak contoh lain bukti kolaborasi antar instansi karena ego sektoral berhasil dihapus Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Efektivitas kerja juga dicapai Pemkab Banyuwangi dengan infrastruktur penting Banyuwangi ke-5, yakni infrastruktur IT, setelah jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan.

Kepala Balai Diklat Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Wilayah 3 Jakarta Yayak Rukyana mengatakan, benchmarking digelar di Banyuwangi karena telah banyak menorehkan prestasi di tingkat nasional maupun internasional.

"Banyuwangi punya inovasi, trobosan dan semangat kerja yang baik," kata dia.

Dalam testimoninya, Citra Fadilah Utami dari Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Kementerian PUPR mengaku kinerja Pemkab Banyuwangi menjadi cerita inspiratif yang pernah dia dengar.

"Saya senang hari ini bisa hadir di Banyuwangi. Banyak sekali ide inovasi, pasti banyak pihak telah aktif dan mencurahkan pikiran untuk pembangunan daerah," katanya.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Pariwisata
  2. Abdullah Azwar Anas
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA