1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

6 Negara dari Afrika berguru cara mengolah ikan di Banyuwangi

Pelatihan ini bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan.

Sejumlah peserta dari negara Afrika mengikuti pelatihan cara mengolah ikan. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Selasa, 24 Mei 2016 13:29

Merdeka.com, Banyuwangi - Sejumlah peserta yang berasal dari enam negara Benua Afrika datang ke Banyuwangi untuk belajar cara mengolah ikan. Selama tujuh hari dari 23-30 Mei 2016, mereka akan dilatih di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BP3) Banyuwangi. Negara yang mengirimkan perwakilannya, antara lain Kenya, Madagaskar, Mozambik, Namibia, Sudan dan Z‎imbabwe.

Selain enam negara tersebut, gelar pelatihan bertema International Training Workshop on Sustainable Marine Fishery Product Development for African Countries ini, juga diikuti tujuh orang dari Indonesia. "Total ada 12 orang dari enam negara tersebut, ditambah tujuh orang dari Indonesia sendiri," terang Kepala BP3 Banyuwangi, Wayan Suarya, Senin (24/5).

Menurut Wayan, Indonesia dianggap leader oleh enam negara dari Afrika tersebut. Sehingga para peserta dari kalangan pengusaha, fisher (nelayan) dan dari pemerintah tersebut memilih Indonesia sebagai tempat pelatihan.

Sejumlah peserta dari negara Afrika mengikuti pelatihan cara mengolah ikan di Banyuwangi
© 2016 merdeka.com/Mochammad Andriansyah



Pelatihan ini bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP). Para peserta diajarkan banyak hal, mulai dari teknik penangkapan ikan hingga praktek lapangan.‎ "‎Para peserta pelatihan akan belajar tentang pengolahan ikan dan pilihan tempat pelatihannya di Indonesia adalah di Banyuwangi," ucap Wayang.

Kembali Wayang menjelaskan, selama tujuh hari para peserta akan mendapat pelatihan bagaiman cara menangkap, mengolah, mengemas, dan memasarkan hasil laut. "Di sini (Banyuwangi) mereka belajar dua hal, yaitu bagaimana penangkapan dan pengoperasian alat tangkap ikan," katanya lagi.

Di enam negara peserta pelatihan itu, cara menangkap ikan masih sangat sederhana. Sehingga hasil yang didapat tidak maksimal. "Untuk itu di pelatihan mereka akan mendapat pelatihan penangkapan dan pengoperasian yang ramah lingkungan".

Menurut Wayang, salah satu cara penangkapan ikan yang diajarkan di pelatihan adalah dengan menggunakan bubu. "Di Afrika mereka menggunakan alat yang terbuat dari bambu. Jadi masih sangat sederhana sekali. Nah di pelatihan ini kita beri beberapa pilihan dan pilihannya adalah bubu," ujarnya.

Karena pilihannya adalah bubu, maka para peserta diajari bagaimana membuat bubu menggunakan besi dan jaring. "Mereka kita ajari cara memotong dan memasangan jaring di bubu. Meski terlihat sederhana, alat ini (bubu) bisa menangkap ikan dengan jumlah banyak," jelas Wayang.

Kembali dijelaskannya alat penangkap ikan jenis ini diletakkan di dasar laut, sungai atau danau. Sehingga hasil yang didapat adalah komoditas-komoditas yang mahal. "Bubu sangat cocok diaplikasikan di Afrika yang tidak memiliki laut. ‎Tapi tetap bisa digunakan di sungai atau di danau," ujarnya yakin.

Seorang pelatih dari BP3 Banyuwangi terlihat menjelaskan cara kerja alat tangkap ikan kepada peserta
© 2016 merdeka.com/Mochammad Andriansyah



Wayang juga mengungkap, selain mengajarkan cara menangkap ikan, para peserta juga dilatih mengolah ikan, terutama makanan cepat saji berbahan ikan. ‎"Selain itu, mereka juga kita ajak untuk berwisata di Banyuwangi. Ini sekaligus promosi wisata di Banyuwangi," tandasnya.

Di tempat yang sama ‎Kepala BPSDMP, Rifky Effendi mengatakan, pelatihan tersebut sekaligus sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan. "Ketahanan pangan saat ini menjadi salah sattu isu penting di dunia global. ‎Maka dari itu pelatihan ini penting untuk meningkatkan kapasitas SDM bagi negara-negara sahabat di sektor kelautan dan perikanan," kata Rifky.

Dipilihnya Banyuwangi sebagai tempat pelatihan, lanjut Rifky, karena berdasarkan analisa catatan BP4 sub-sektor perikanan di Banyuwangi menempati urutan 15 besar dari 40 sub-sektor usaha ekonomi. "Itu menjadi pertimbangan kami mengapa kami tempatkan pelatihan ini di Banyuwangi," tandas Rifky.

(FF/MA)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA