1. BANYUWANGI
  2. PROFIL

Ini dia sosok pelatih diving nelayan Bangsring memecahkan rekor MURI

Sebagai pelatih, ia tergabung dalam asosiai keselamatan selam Proffesional Association of Diving Insruktors dan Scuba Schools International.

Pelatih diving profesional Benny WB. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 24 Mei 2016 13:50

Merdeka.com, Banyuwangi - Upaya pemecahan rekor MURI dalam Banyuwangi Underwater Festival di Pantai Bangsring, tak lepas dari peran Benny W.B. Sejak dua hari sebelum acara dimulai, Benny sudah melatih sejumlah nelayan agar bisa menggunakan alat diving profesional. Sebelumnya selama ini nelayan hanya menggunakan kompresor dan perlengkapan yang tidak memenuhi standart.

Dalam pemecahan rekor muri tersebut, sejumlah 58 nelayan secara bergantian melakukan penyelaman selama 28 jam di Pantai Bangsring. Benny, melatih para nelayan agar bisa menggunakan perlengkapan diving standar, dan menggunakan secara profesional.

“Bangsring bunder underwater ini melakukan kegiatan untuk memecahkan penyelaman terbanyak dari nelayan dengan kontinyu monitoring ikan di dalam laut selama 28 jam. Saya kemarin dari tanggal 19-20 Mei membenahi mereka (nelayan) supaya bisa menggunakan alat scuba diving atau alat scuba untuk menyelam secara profesional. Bukan secara otodidak seperti kompresor,” jelas Benny kepada Merdeka Banyuwangi, Minggu (22/5).

Sebagai pelatih diving, Benny sudah tergabung dalam asosiai keselamatan selam Proffesional Association of Diving Insruktors (PADI) dan Scuba Schools International (SSI). Usai dilatih Benny, para nelayan atau siapapun yang ingin belajar diving akan mendapatkan lisensi selam internasional.

“Saya kebetulan jadi instruktur selam, Diving PADI asosiasi profesional sama satu lagi Scoba Schol International. Mereka adalah Five Star Diving di dunia. Setelah saya latih, pasti dapat sertifikat dan id card internasional. Kemana pun dia pergi seperti SIM, mau nyelam pasti disuruh menunjukkan,” jelas Benny.
 
Selama mengajari para nelayan di Pantai Bangsring, Benny menjelaskan beberapa hal yang harus dipahami. Tentang bagaimana menggunakan alat diving dan aturan menyelam yang benar. Sehingga selama proses penyelaman untuk memecahkan recor muri, para nelayan bisa aman dan selamat.

“Jadi mereka saya latih untuk memakai standart international. Dari awal saya kenalkan bagaimana memakai alat. Bagaimana bisa naik turun secara seimbang, pakai pemberat juga. Semua serba baru bagi mereka. Tapi karena mereka hari-hari sudah kompresor tidak terlalu sulit untuk adaptasi, walaupun awal-awal tetap canggung ada kesulitan,” lanjut Benny.

Benny menjelaskan, penyelaman menggunakan alat kompresor yang selama ini digunakan para nelayan bisa membahayakan keselamatan dan resiko kesehatan.
“Kalau penyelam kompresor sisi negatifnya sangat banyak. Contoh simpel kompresor bukan untuk mengisi tabung menyelam. Itu kompresor seperti tambal ban, jadi oli kadang naik ke atas tanpa ada filter. Sangat berbahaya bagi paru-paru. Bisa merembes, dan bisa jadi paru-paru basah,” jelasnya.

Resiko lain yang harus dihadapi nelayan bila menyelam menggunakan kompresor dan peralatan tidak standart, bisa membuat rabun dan pendengaran terganggu. Terutama disebabkan belum adanya pengetahuan cara menyelam yang benar, seperti tempo menyelam saat turun ke kedalaman dan naik ke permukaan.
 
“Kalau naik turun, sebelumnya mereka naik cepat turunnya juga cepat. Itu bisa berbahaya untuk telinga, bisa jadi menggelembung di dalam paru-paru juga. Jadi harus pelan tekanan air setiap 10 meter kan berbeda satu atmosfir. Semakin dalam semakin keras menekan dan itu dipaksa, bagaimana seperti telinga, hidung,” jelas Benny.

Hasilnya saat ditemui Merdeka Banyuwangi, Benny merasa lega karena para nelayan sudah bisa menuntaskan tantangan menyelam selama 28 jam di Pantai Bangsring.

Wayang juga mengungkap, selain mengajarkan cara menangkap ikan para peserta juga dilatih mengolah ikan, terutama makanan cepat saji berbahan ikan. ‎"Selain itu mereka juga kita ajak untuk berwisata di Banyuwangi. Ini sekaligus promosi wisata di Banyuwangi," tandasnya.

(FF/MUA)
  1. profil
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA