Wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berangkat dari Jakarta untuk menuju ke Banyuwangi harus transit dulu di Bandara Juanda.
Merdeka.com, Banyuwangi - Penerbangan rute langsung Jakarta-Banyuwangi bakal segera terwujud. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan CEO Sriwijaya Air, Chandra Lie untuk membahas rute langsung Jakarta-Banyuwangi.
"Saya baru saja bertemu CEO Sriwijaya Air Pak Chandra Lie. Beliau menyambut antusias karena memang prospek pasarnya cukup bagus dengan melihat perkembangan Banyuwangi. Dengan adanya direct flight Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya, tentu pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian lokal,” ujar Anas.
Anas mengatakan, selama ini, wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berangkat dari Jakarta untuk menuju ke Banyuwangi harus transit dulu di Bandara Juanda, Surabaya, setelah itu baru menuju ke Banyuwangi. Frekuensi rute Surabaya-Banyuwangi telah mencapai tiga kali terbang per hari, dan per 30 Oktober 2016 bertambah menjadi empat kali terbang per hari. "Tentu dengan direct flight Jakarta-Banyuwangi, para wisatawan, dunia usaha, maupun masyarakat luas bisa lebih hemat waktu karena pesawat langsung menuju ke Banyuwangi,” kata dia.
Rute Jakarta-Banyuwangi diharapkan bisa terealisasi dalam waktu dekat. Tim dari pihak maskapai akan segera mengurus izin rute ke otoritas terkait, mulai dari Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav) hingga Kementerian Perhubungan. "Penerbangan tersebut sudah bisa terealisasi karena secara teknis, ketebalan landasan Bandara Banyuwangi telah bisa didarati pesawat jenis Boeing 737 seri 500,” ujarnya.
Menurut Anas, faktor ketertarikan maskapai dalam menggarap rute Jakarta-Banyuwangi tidak terlepas dari kenaikan jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi. Tercatat penumpang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Hingga Agustus 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 71.000 penumpang. "Sampai akhir tahun, total jumlah penumpang diprediksi sedikitnya 120.000 orang,” kata dia.
Perekonomian yang terus tumbuh juga menjadi daya tarik tersendiri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi, yang mencerminkan besaran perekonomian daerah, terus meningkat dari dari Rp 32,46 triliun (2010) menjadi Rp 60,05 triliun (2015). Pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi melonjak dari Rp20,8 juta per kapita per tahun (2010) menjadi Rp 37,53 juta (2015). ”Artinya daya beli terus tumbuh di Banyuwangi. Di samping itu, tentu pasar rute ini adalah wisatawan, pelaku bisnis, dan kalangan masyarakat luas yang akan ke Banyuwangi,” tuturnya.
Faktor lain adalah keberadaan sejumlah perguruan tinggi di Banyuwangi, seperti beberapa sekolah pilot dan Universitas Airlangga (Unair) kampus Banyuwangi. Saat ini, jumlah mahasiswa di Unair kampus Banyuwangi sudah lebih dari 600 mahasiswa yang berasal dari 18 provinsi se-Indonesia. "Sebentar lagi ada pembukaan jurusan pendidikan baru, sehingga jumlah mahasiswa Unair kampus Banyuwangi bertambah, diprediksi mencapai 2.000 mahasiwa dalam dua tahun ke depan yang datang dari seluruh provinsi di Indonesia. Mereka butuh aksesibilitas yang mudah ke Banyuwangi, sehingga ini jadi pasar yang menarik bagi maskapai,” ujar Anas.