Tidak hanya teori mengelola sampah, para peserta juga mendapat pelatihan praktik bersama TPST-3R.
Merdeka.com, Banyuwangi - Tingkatkan rasa peduli terhadap sampah, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Kabupaten Banyuwangi, mengadakan pelatihan serta pembekalan program Merdeka Dari Sampah (MDS) kepada warga se-Kecamatan Banyuwangi.
Pelatihan yang berlangsung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu-Reduce, Reuse, dan Recycle (TPST-3R), Depo Stadion DKP Banyuwangi ini diikuti puluhan peserta dari 18 kelurahan. Mereka merupakan orang-orang terpilih yang sudah didelegasikan oleh RT dan RW setempat.
Dalam pelatihan MDS, warga mendapatkan materi bagaimana mengelola limbah rumah tangga menjadi kerajinan, pupuk organik dan gas methane. Kemudian akan tergabung dalam kelompok MDS.
"Setiap kelurahan akan mengirimkan perwakilan dari dua RT/RW minimal 6 orang, dimana hari ini akan kami latih bagaimana cara mengelola sampah yang bersumber dari sampah rumah tangga," ujar Saunan, Kabid Kebersihan, DKP Banyuwangi, Selasa (23/8).
Tidak hanya teori mengelola sampah, para peserta juga mendapat pelatihan praktik bersama TPST-3R yang selama ini aktif mengelola limbah rumah tangga menjadi pupuk dan gas methane.
Selain itu, para peserta juga praktik membuat kerajinan dari sampah daur ulang bersama Ibu-ibu Bank Sampah Banyuwangi (BSB), kelompok yang dikenal kreatif membuat kerajinan dari sampah.
"Pelatihan dan pembekalan ini nantinya akan dipraktikkan di lingkungan masing-masing. Kemudian pada bulan September akan dilakukan pemantauan di lokasi-lokasi yang sudah dibuatkan denahnya oleh tim tekhnis MDS," ujarnya.
Saunan melanjutkan, Program MDS 2016 mengusung konsep lebih matang dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya fokus dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Untuk tahun ini, para peserta MDS akan ditambah untuk turut serta menata dan mengelola sampah di lingkungannya masing-masing.
"Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk kemandirian warga masyarakat dalam membangun lingkungan sehat. Karena untuk saat ini, Kecamatan Kota Banyuwangi sendiri masih belum ada lingkungan yang sesuai standar bersih, asri dan sehat dengan mengelola sampah," paparnya.
Untuk saat ini, kata Saunan, lingkungan percontohan yang bagus masih dimiliki Kecamatan Kabat. "Di sana ada satu lingkungan bernama Jalan Anggur Kalirejo yang sering menjadi jujugan edukasi dan para juri nasional," ujarnya.
Sementara itu, inisiator MDS Banyuwangi, sekaligus Ketua Forum Banyuwangi Sehat, Slamet Sumarto, menilai program MDS 2016 lebih tertata. Salah satunya dengan melibatkan peran lurah yang bersinergi dengan kecamatan. Sehingga memiliki garis komando jelas untuk menciptakan lingkungan bersih, sehat dan asri.
"Saya sangat senang, sekarang program MDS lebih terstruktur karena melibatkan kelurahan dan kecamatan sebagai monitoring. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih mengandalkan tenaga para relawan," ujar Slamet.