"Semua sekolah sudah melarang Anak-anak membawa motor," kata Sulihtiyono.
Merdeka.com, Banyuwangi - Tingginya angka kecelakaan lalu-lintas yang dialami oleh pelajar sekolah mulai SD sampai SMA menjadi perhatian Pemkab dan Polres Banyuwangi.
Tahun ini, angka kecelakaan lalu-lintas yang dialami para pelajar sudah mencapai 123 jiwa. Sementara 16 di antaranya meninggal dunia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono bakal bekerjasama dengan Satlantas Polres Banyuwangi untuk melakukan sweping ke sekolah-sekolah. Terutama bagi siswa yang masih sembunyi-sembunyi menitipkan motornya di rumah tetangga sekolah.
"Semua sekolah sudah melarang Anak-anak membawa motor. Setelah ini bakal ada sweping untuk tetangga sekolah agar tidak menerima penitipan sepeda motor siswa, karena masih banyak yang sembunyi dititipkan tetangga," ujar Sulihtiyono usai soft launching angkutan gratis buat pelajar dan wisatawan, Sabtu (29/7).
Sulihtiyono menargetkan, ada ruang sosialisasi kepada orang tua siswa agar agar anaknya tidak diperbolehkan membawa kendaraan sepeda motor sebelum bisa mendapatkan Surat Izin Mengemudi.
"Kami akan koordinasi dengan Kasatlantas, nanti kalau ada yang bawa motor belum usianya dan belum mengantongi SIM, motornya akan dibawa ke Polsek," katanya.
Sementara itu, untuk menekan angka kecelakaan lalu-lintas para pelajar, Pemkab Banyuwangi juga telah memberi fasilitas transportasi gratis sejumlah 32 unit mobil untuk berangkat dan pulang sekolah.
Dari 32 unit mobil yang terpusat di Terminal Brawijaya, bakal bisa menampung sekitar 500 pelajar sekali berangkat sekolah.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, transportasi gratis untuk para pelajar ini sedang dalam masa percobaan hingga Bulan Desember. Bila bisa berjalan lancar, pihaknya akan menambah jumlah angkutan dan lintasan angkutan gratis akan diperluas tidak hanya di sekitar kota.
"Sambil menunggu terminal terpadu sedang proses jalan, sistemnya biar jalan dulu ini. Nanti kalau sudah jalan, akan ditambah bus angkutan gratis pelajar," ujarnya.
Pemkab Banyuwangi mensubsidi angkutan umum untuk menjadi sarana transportasi gratis melalui APBD sebesar Rp 515 juta.
"Kita ingin mau mengoptimalkan yang ada. Kalau Pemda beli sendiri, nanti yang mahal biaya perawatannya. Anak-anak sekolah yang selama ini pakai motor, lewat ini bisa membantu," katanya.