Ribuan pengunjung padati Festival Naga Berbunga dan berdoa hingga Lepas lampion.
Merdeka.com, Banyuwangi - Ribuan pengunjug malam itu memadati area persawahan di sepanjang Jalan Slamet Cokro, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Mulai pukul 19.00 saat acara Festival Naga Berbunga berlangsung, ribuan orang berdesakan ingin menyaksikan prosesi doa bersama untuk memohon keberkahan dalam momentum masa mengawinkan bunga buah naga (polinasi).
Menariknya, saat prosesi doa berlangsung dilakukan secara bergantian oleh tokoh lintas agama yang dianut warga sekitar, mulai Islam, Hindu dan Nasrani. Prosesi tersebut dilanjutkan dengan pelepasan ratusan lampion sambil makan Nasi Takir.
"Ini pertama kalinya kita mengadakan festival naga berbunga ini. Tak menyangka antusias masyarakat bisa membludak seperti ini," ujar Kepala Desa Jambewangi Suprayitno, beberapa waktu lalu.
Dia melanjutkan, potensi pertanian buah naga akan dioptimalkan agar menjadi produk andalan di desanya. "Di sini sudah ada 500 sampai 600 hektare lahan pertanian yang ditanami buah naga,” ujarnya.
Apalagi Festival Naga Berbunga ini merupakan inisiatif para pemuda Kelompok Pemuda Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Jambewangi sendiri. Dengan harapan bisa mengenalkan potensi desanya kepada publik.
Ratusan lampion yang diterbangkan satu persatu secara bergilir ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Bagi warga yang ingin melepas lampion sendiri, cukup membeli dengan harga Rp 20 ribu. Warga dan para pemuda sudah menyediakan ribuan lampion untuk ditebangkan sepanjang acara, mulai sekitar pukul 19.00-22.00 WIB. "Lumayan hampir seribuan lampion yang laku,” ujar Suprayitno.
Di sela keramaian warga menonton rangkaian acara Festival Naga Berbunga, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko menilai antusiasme warga dalam mengadakan kegiatan ini bisa menjadi inspirasi desa lain.
"Jika geliat masyarakat semua sama seperti desa seperti Jambewangi dalam mengembangkan potensi daerahnya. Maka saya optimis Banyuwangi ke depan akan semakin maju,” ujarnya.