1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi kembangkan agrowisata petik jeruk

"Banyuwangi sedang mendorong bagaimana one village one product diterjemahkan sesuai potensi desa," kata Anas.

Bupati Banyuwangi Anas dan Kades Temurejo foto bersama petani jeruk di Desa Temurejo. ©2016 Merdeka.com Editor : Farah Fuadona | Jum'at, 23 September 2016 13:43

Merdeka.com, Banyuwangi - Melengkapi destinasi wisata yang telah ada, Banyuwangi saat ini mengembangkan wisata baru yang bisa menjadi alternatif bagi pelancong. Wisata yang tengah digarap adalah destinasi berbasis agrowisata. Salah satunya adalah agrowisata petik jeruk di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo.

Menandai dimulainya agrowisata petik jeruk di Desa Temurejo, Bupati Abdullah Azwar Anas melakukan petik jeruk bersama di lahan kebun jeruk Desa Temurejo, Kamis (22/9).

"Banyuwangi sedang mendorong bagaimana one village one product diterjemahkan sesuai potensi desa. Ada daerah yang sumber airnya melimpah kita dorong dengan program 10 ribu kolam ikan. Desa Temurejo sendiri merupakan salah satu sentra jeruk dan buah naga yang kita dorong sebagai agrowisata," ujar Anas.

Agrowisata hortikultura ini akan menjadi rasa baru dan alternatif wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke kabupaten sunrise of Java ini. Wisatawan akan merasakan sensasi memetik buah jeruk langsung di kebun jeruk.

Menurut Anas, wisata agro sangat cocok dikembangkan di Banyuwangi mengingat potensi hortikultura yang ada di Banyuwangi. "Seperti jeruk ini, musimnya hampir sepanjang tahun ada. Kalau tidak ada jeruk, bisa diganti petik buah naga atau kopi menyesuaikan musimnya," ujar Anas.

Agrowisata di Banyuwangi saat ini mulai tumbuh. Contohnya di Kecamatan Bangorejo, selain terdapat wisata petik jeruk juga ada petik buah naga. Di sisi Utara Banyuwangi, tepatnya di Desa Gombengsari Kecamatan Kalipuro juga tengah dikembangkan wisata kembang kopi. Desa Gombengsari terhampar 850 hektar lahan perkebunan kopi rakyat.

Desa Temurejo sendiri menjadi sentra jeruk dengan hamparan kebun seluas 940 hektar. Dengan produksi 28.200 ton, menyumbangkan 40,75 persen total produksi jeruk di Kecamatan Bangorejo.

"Desa Temurejo ini, sudah menjadi kawasan atau sentra jeruk di mana 95 persen areal pertaniannya merupakan kebun jeruk. Sedangkan sisanya untuk buah naga. Bahkan Desa Temurejo juga dijadikan pilot project sentra jeruk nasional oleh Kementerian Pertanian," kata Anas.

Sementara itu Kepala Desa Temurejo Fuad Musyadad mengatakan agrowisata petik jeruk akan dikelola oleh badan usaha milik desa (Bumdes). Nantinya selain menambah penghasilan petani, hasil agrowisata juga dimanfaatkan untuk pengembangan desa.

"Kami sudah mensosialisasikan kepada para petani jeruk untuk ikut mensukseskan program ini untuk memberi nilai tambah secara ekonomi bagi desa dan petani itu sendiri. Untuk mendukung agrowisata Kami juga sudah meminta kepada pemilik kebun untuk membangun pondok-pondok di tengah kebun untuk tempat istirahat para wisatawan," ujarnya

Dikatakan Farid, sebenarnya ini bukan destinasi baru. Sudah banyak wisatawan yang datang. Namun pihaknya sekarang ingin mengembangkan ini lebih serius. "Bila biasanya wisatawan dari Pantai Pulau Merah langsung balik hotel, sekarang ini mulai banyak wisatawan yang beragrowisata petik buah naga ataupun jeruk di sini. Sambil jalan pulang, mereka mampir ke sini untuk merasakan sensasi petik buah sambil buahnya dijadikan oleh-oleh," ujar Fuad.

Beberapa agen travel sudah meminta pihaknya untuk bekerja sama menjadikan Desa Temurejo sebagai bagian dari paket wisata. Wisata Petik buah jeruk menjadi salah satu atraksi wisata yang dipaketkan dengan destinasi wisata dari Pulau Merah ke gunung Ijen atau sebaliknya.

"Kami mengemas agrowisata petik buah dengan membebaskan pengunjung untuk memetik sendiri secara langsung buah jeruk di kebun milik warga. Di kebun kami menyediakan kotak kemasan untuk pengunjung yang bisa dibawa pulang. Perorang dikenakan biaya Rp 25 ribu bisa mengambil jeruk sebanyak 3 kilogram," ujarnya.

Nantinya wisata petik jeruk akan memanfaatkan kebun kebun jeruk milik warga di semua dusun di Desa Temurejo, terutama yang mudah akses jalan masuknya. Karena sebagian kebun juga ada yang terletak di perbukitan.

Warga desa pun menyambut gembira adanya dukungan pengembangan wisata agro di desanya. Salah satu petani jeruk Murkani (55) mengatakan sangat mendukung agrowisata petik jeruk, terlebih lahan yang dimilikinya mudah diakses karena berada di pinggir jalan. Bahkan lahan miliknya seluas satu hektar sudah menjadi lokasi petik jeruk bersama siang ini.

Dari hasil kebunnya ini, Murkani mengaku sudah bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Dari satu hektar lahan yang dimilikinya dia bisa mendapatkan hasil panen Rp 300 juta per tahun.

"Mulai dari pendidikan anak, sandang pangan hingga memiliki kendaraan sudah terpenuhi dari kebun jeruk ini. Saya tambah senang kalau jadi agrowisata, selain dapat hasil panen juga dapat tambahan dari agrowisata ini," ujar Murkani.

Data Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Banyuwangi menunjukkan produksi jeruk Banyuwangi terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2011 produksi jeruk masih berkisar 103.268 ton dengan luas panen 10.727 hektare. Produktivitasnya waktu itu mencapai 17,2 ton per hektare. Pada 2015 produksinya melesat menjadi 354.685 ton dengan luas panen 12.804 hektare. Produktivitasnya naik pesat menjadi 27,7 ton per hektare.








 

(FF)
  1. Info Banyuwangi
  2. Pertanian
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA