Lewat IFW pemerintah daerah ingin mendorong pelaku industri kreatif batik agar dapat meningkatkan kualitas karyanya.
Merdeka.com, Banyuwangi - Batik Banyuwangi akan kembali tampil di ajang fashion bergengsi, Indonesia Fashion Week (IFW) 2017, yang digelar 1-5 Februari 2017. Di ajang itu puluhan desain busana batik khas Banyuwangi tampil menjadi bagian dari khasanah mode tanah air.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, tampilnya Banyuwangi pada event fashion ternama seperti IFW bakal semakin memajukan industri kreatif batik lokal. Publik akan semakin mengenal batik khas dari ujung timur Pulau Jawa tersebut.
“Para perajin lokal perlu dukungan untuk berkembang. Jadi tidak hanya diberi pelatihan terus, tapi tidak dibantu pemasarannya, tidak diangkat namanya. Kalau cuma dilatih, tapi tidak dibantu promosi kan tidak mungkin ada pembeli. Nah keikutsertaan di IFW ini membuat batik Banyuwangi semakin dikenal dan ikut mewarnai industri fashion nasional,” kata Anas.
Anas menambahkan, lewat IFW pemerintah daerah juga ingin mendorong pelaku industri kreatif batik agar dapat meningkatkan kualitas karyanya. Berbagai gagasan dan ide kreatif dari desainer-desainer ternama akan menjadi inspirasi yang membuka wawasan desainer lokal Banyuwangi yang baru merintis karir. “Kami ingin desainer batik daerah dapat meningkatkan kualitas karyanya dan mampu diterima ke tataran lebih luas di level nasional,” kata Anas.
Banyuwangi sendiri terus konsisten dalam mengangkat industri fashion daerah. Pada 2014, batik Banyuwangi juga diberi kehormatan untuk tampil mengikuti ajang IFW 2014 dengan menggandeng desainer Pricilla Saputro. Setiap tahun, Banyuwangi juga rutin menggelar event Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang secara khusus mengeksplorasi khazanah batik lokal. "Saat daerah lain semangat membawa tema budaya global ke tingkat lokal, kami justru membawa tema budaya lokal ke level global. Salah satunya lewat Batik Festival," ujar Anas.
Selain pelatihan rutin yang diselenggarakan untuk perajin batik di desa-desa, Banyuwangi juga mengembangkan jurusan batik pada salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kabupaten tersebut dengan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Pada IFW 2017, Pemkab Banyuwangi menggandeng desainer asli Banyuwangi yang sukses mengembangkan fesyen di Bali, yaitu Irma Lumiga. Tema yang diusung adalah Sekar Jagad Banyuwangi yang diejawantahkan ke 71 desain busana.
“Kami merasa bangga dapat terlibat dalam peragaan busana yang membawa nama daerah. Apalagi IFW adalah sebuah event bergengsi. Kami berupaya menyuguhkan desain yang kental dengan nuansa lokal, namun memiliki cita rasa global,” kata Irma.
Tema Sekar Jagad Banyuwangi membawa makna keberagaman Banyuwangi di mana ragam desain busana yang diangkat oleh Irma akan menyuguhkan aneka motif batik khas yang sudah menjadi pakem batik Banyuwangi, seperti Gajah Oling, Paras Gempal, Moto Pitik, Gedekan, Kelabanga dan Blarak Sempal.
“Batik yang kami suguhkan lebih spesifik, motif khas Banyuwangi akan sangat menonjol di setiap desainnya. Meskipun dari jarak 25 meter, motif Banyuwangi bisa terlihat,” kata Irma.
Sebanyak 71 desain fashion batik itu akan disajikan dalam busana kebaya, ready to wear, dan Houte Couture (adi busana). “Semua busana itu dikemas elegan yang bernuansa etnik,” ujar desainer yang telah mengekspor rancangan busananya ke berbagai negara itu.