1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Canggih, di Banyuwangi pantau proyek pembangunan cukup lihat komputer

Ada sistem E-village budgeting dan monitoring yang bisa memantau proyek pembangunan sampai tingkat kampung-kampung.

©2016 Merdeka.com Reporter : Muhammad Hasits | Senin, 21 November 2016 10:39

Merdeka.com, Banyuwangi - Pemantauan proyek pembangunan di pedesaan Banyuwangi kini tak perlu lagi repot datang ke lokasinya. Progres proyek tersebut cukup dipantau melalui program e-monitoring. Sebagaimana yang dilakukan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur saat melakukan kunjungan kerja di Banyuwangi, Minggu (20/11) malam.

"Ini menarik, semuanya bisa dilihat dari sini. E-village budgeting dan monitoring ini layak direplika daerah lain," puji Menteri Asman saat mengunjungi lounge pelayanan publik yang ada di kantor Pemkab Banyuwangi. Di dalam lounge tersebut, Menpan menyempatkan diri mencoba program tersebut sembari melihat berbagai laporan progres pembangunan di masing-masing desa.

Program e-monitoring tersebut bisa memantau secara langsung berbagai progres berbagai pembangunan berupa keterangan lokasi secara tepat berbasis titik koordinat. Dari titik koordinat tersebut, saat diklik akan muncul alamat proyek, nama dan juga anggaran dana yang dipergunakan untuk proyek tersebut. Tak hanya itu, progres pembangunan dari nol persen, lima puluh persen hingga tuntas dapat dilihat dari foto yang diunggah ke e-monitoring tersebut.

"Jadi kita bisa memantau terlebih dahulu dari sini (e-monitoring), baru ketika ada progres pembangunan yang tak sesuai kita langsung bisa sidak," terang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang mendampingi Menteri Asman Abnur.

Banyuwangi telah menerapkan e-village budgeting dan e-village monitoring, sistem penganggaran desa yang terintegrasi dalam jaringan (daring) untuk meningkatkan akuntabilitas anggaran desa.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) telah menunjuk inovasi pengelolaan keuangan daerah ini sebagai salah satu role model pelayanan publik nasional, yang bisa direplikasi seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Anas melanjutkan, penggunaan e-monitoring ini dapat mempermudah monitoring dan evaluasi (monev) yang sebelumnya dilakukan secara manual. Sistem ini memangkas mata rantai penyusunan dan pengawasan anggaran secara manual di level desa.

"Selama ini monev hanya dilakukan sampling, tapi dengan e-monitoring semua proyek bisa dipantau. Semua proyek di desa difoto lalu diunggah ke sistem yang telah disiapkan. Kita bisa tahu progress pekerjaan hingga ke pelosok desa lengkap dengan foto dan titik lokasinya melalui Google Map, sehingga tidak bisa ada proyek ganda atau fiktif. Sistem ini sekaligus untuk memberi perlindungan bagi perangkat desa agar selalu sesuai aturan," terangnya.

Ditambahkan Anas, kedua inovasi pengelolaan keuangan daerah tersebut menopang program Smart Kampung yang telah dijalankan Banyuwangi. Smart Kampung adalah sebuah program pengembangan desa di Banyuwangi untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa.

"Setiap desa didesain memiliki kerangka program terintegrasi yang memadukan antara penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan," kata Anas.

Selain mengunjungi lounge pelayanan punlik, Menpan menyempatkan diri mengunjungi salah satu desa Smart Kampung, yakni Desa Kampung Anyar. Di desa yang terletak di kaki Gunung Ijen, Menpan melihat dari dekat bagaimana kantoe desa menjadi pusat aktivitas warga yang ditopang dengan TI.

Usai mengunjungi desa Smart Kampung, Menpan langaung mendaki Gunung Ijen yang terkenal dengan fenomena blue fire.

(MH/MH)
  1. Smart Kampung
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA