"Ini sebagai tindak lanjut atas ide Bu Menteri (Rini Soemarno) untuk membantu peningkatan kesejahteraan rakyat," kata Arief.
Merdeka.com, Banyuwangi - PT Garuda Indonesia Tbk, ditunjuk Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno membantu pengembangan pariwisata di Banyuwangi Jawa Timur. Tak hanya di bidang transportasi, tapi juga soal promosi wisata.
Hal ini dikatakan Dirut Utama PT Garuda Indonesia, M Arif Wibowo usai menemui Bupati Abdullah Azwar Anas di Pendopo Sabha Swagata, Minggu sore (8/5) kemarin. "Selain mendukung sektor transportasinya, Garuda juga akan membantu promosi pariwisatanya," kata Arif.
Dia melanjutkan, promosi akan dilakukan di seluruh kantor cabang milik Garuda Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Termasuk melalui media sosial. "Kami akan turut mempromosikan pariwisata Banyuwangi melalui sosial media maupun electronic base yang memang tren saat ini."
Promosi ini, masih kata Arif, akan dilakukan di 80 kantor cabang yang dimiliki perusahaannya. "Termasuk (cabang garuda) 17 kota di mancanegara. Ini adalah bentuk suport kami untuk akselerasi pariwisata Banyuwangi yang memang sudah advance, terutama pengembangan berbasis e-Commerce," ujarnya.
Arif juga mengaku, kedatangannya ke Tanah Blambangan khusus menemui Bupati Anas untuk membahas sejumlah langkah kolaborasi antara Garuda Indonesia dan Banyuwangi untuk mengembangkan pariwisata sesuai instruksi Menteri Rini.
"Ini sebagai tindak lanjut atas ide Bu Menteri (Rini Soemarno) untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi, khususnya pengembangan pariwisata dengan melibatkan BUMN, dan Garuda Indonesia ditunjuk Bu Menteri sebagai koordinator," ujarnya.
Dari pengamatan Arif, Banyuwangi sudah mengalami perkembangan cukup luar biasa. "Saya sudah melihat sendiri rumah kreatif, ruang pamer dan pelbagai produk-produk di Banyuwangi. Ternyata di sini sudah advance, sudah banyak yang menggunakan teknologi informasi, seperti Market Place Banyuwangi Mall," ucap Arif.
Sebagai perusahaan berplat merah di bidang transportasi, Garuda Indoensia akan melakukan akselerasi pariwisata Banyuwangi dengan mendukung fasilitas infrastruktur transportasi.
"Jadi yang pertama saya akan mendukung, terutama untuk fasilitas infrastruktur transportasinya. Dan ini telah kami lakukan dengan menambah penerbangan Garuda rute Surabaya -Banyuwangi menjadi dua kali sehari per 16 Mei besok. Selain jadwal penerbangan siang, juga akan ada penerbangan pagi dari Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya pada pagi hari," tuturnya.
Tak hanya itu, PT Garuda Indonesia juga mewacanakan penerbangan Bali-Banyuwangi dalam waktu dekat ini. "Penambahan penerbangan ini, rencananya juga akan dilakukan untuk rute Banyuwangi-Denpasar. Rute ini bisa menjadi pintu masuk turis internasional langsung ke Banyuwangi," katanya lagi.
Sayang, Arif belum bisa memastikan kapan rencana penerbangan rute Bali-Banyuwangi ini direalisasikan. Karena selain terkendala slot penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali yang sangat padat, Garuda Indonesia juga masih menunggu kedatangan pesawat baru yang akan dioperasikan dari Bali ke Banyuwangi.
"Akhir Mei nanti akan ada pesawat baru, kita cek dulu slotnya, apa memungkinkan untuk rute Denpasar-Banyuwangi. Saya kira kalau untuk pesawat kecil masih bisa dimungkinkan," tandas Arif.
Sementara Bupati Anas yang terlihat semringah atas rencana ini mengatakan, langkah Menteri BUMN ini sangat cepat dan terukur. "Minggu lalu PT Pertamina dan sekarang Dirut Garuda langsung datang kemari untuk segera bersinergi membangun Banyuwangi. Kunci utama pembangunan adalah kolaborasi, termasuk dengan BUMN," ucap Anas.
Tanpa sinergi banyak pihak, lanjut Anas, penanganan kemiskinan di Banyuwangi akan berjalan lambat. Kemiskinan di kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini sudah mengalami penurunan hingga 9,29 persen dan masih perlu untuk terus ditekan. Dan itu, kata Anas, membutuhkan banyak pihak untuk menyelesaikannya.
"Data terbaru menyebutkan, pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi sudah naik 80 persen dari Rp 20,8 juta per orang per tahun pada 2010, menjadi Rp 37,53 juta per tahun pada 2015. Ini perhitungan model baru BPS. Indeks ketimpangan juga sudah turun dari 0,33 menjadi 0,29."
"Indeks ini sudah lebih baik dibanding rata-rata nasional dan Jatim. Meski demikian, problem kesenjangan dan kemiskinan tetap ada. Ada sebagian kecil warga yang belum masuk dalam gairah peningkatan ekonomi ini. Banyak faktor penyebabnya. Mereka tidak ditinggal. Oleh karena itu, sinergi BUMN ini menjadi penting untuk bersama-sama mengangkat taraf hidup mereka," ujar Anas.