1. BANYUWANGI
  2. KULINER

Menikmati belut pedas sambil rekreasi melihat sungai Kedung Lumpang

Tempat kuliner ini dulu tempat para penjahat dalam bertransaksi. Dikenal angker.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 09 Mei 2016 14:52

Merdeka.com, Banyuwangi - Bila Anda melewati Jalan Raya Ijen, Glagah Banyuwangi, sempatkan mampir di Resto and Cafe Kedung Lumpang. Ada  sajian kuliner belut pedas yang bisa menggoyang lidah Anda. Belum lagi pemandangan sungai alami yang jernih, akan memberi pengalaman rekreasi sekaligus menikmati kuliner.

Soal tempat duduk, pelanggan bisa sesuka hati memilih. Bisa di bagian paling atas, akan leluasa melihat bentang alam dan sungai yang jernih. Bila penasaran, di Resto and Cafe Kedung Lumpang sudah menyediakan jalur turun ke bawah untuk melihat sungai lebih dekat.

Beberapa titik tikungan jalan ke bawah, sudah disediakan 8 gazebo. Tinggal memilih menikmati pemandangan, dan sajian kuliner di gazebo sebelah mana. Pengunjung juga dapat mandi atau sekedar duduk-duduk di bebatuan sungai sambil menikmati kopi. Suara gemericik air juga akan menambah suasana nyaman para pengunjung.


“Konsep cafe ini memang dibuat agar saat orang menikmati makanan, sekaligus bisa rekreasi. Dapat view bagus, bisa mandi gratis juga,” tutur Saiful, Manager Resto and Cafe Kedung Lumpang kepada Merdeka Banyuwangi, Sabtu (7/5).

Pemberian nama kedung lumpang, kata Saiful sesuai dengan nama sungai. Bagian tepi sungai terdapat batu lebar dan panjang seperti lumpang. Sedangkan kedung sendiri, memiliki arti bagian sungai yang cukup dalam.

Soal pelayanan tidak perlu diragukan, pesanan minuman Anda akan segera diantar, baru kemudian menyajikan kuliner. Sambil menunggu, Anda bisa menikmati suasana alam di sana. “Ini panjang perjalanan turun ke bawah sungai sana, kurang lebih 300 meter (dari tempat duduk bagian atas). Bila dihitung ketinggiannya sampai 50 meter,” lanjutnya.


Belut pedas merupakan menu andalan di kafe ini. Guyuran santan merah bersama olahan belut akan memanjakan lidah. Rasa pedas, akan terobati sambil menikmati semilir angin. Belum lagi hidangan belut gorengnya, sangat renyah sekali. Bisa menjadi camilan Anda beserta teman atau keluarga.

“Menu-menu yang kami sajikan itu makanan tradisional khas Banyuwangi,” ujar Saiful. Beberapa di antaranya yakni Ayam Pecel, Ayam Pedas, Ayam Kesrut, juga ada wader goreng. Resto and Cafe Kedung Lumpang, buka mulai pukul tujuh pagi sampai setengah lima sore. Bila datang di pagi hari, Anda bisa sekaligus olahraga, untuk jalan naik-turun.

Mulanya hanya ingin buka warung biasa

Saiful menjelaskan, lokasi Kedung Ombo pada tahun 1999 sangat rawan kejahatan dan terkenal angker. Hingga muncul inisiatif dari Saipul beserta teman-temannya untuk meramaikan lokasi tersebut. Tujuannya, agar kesan angker dan tindakan kriminal bisa hilang.

“Dulu dianggap angker, kalau malam orang sini takut lewat. Di sini juga itu tempat transaksi barang-barang curian. Rawan begal juga. Antara angker sama maling begal tahun 1999 itu,” jelasnya.

Mulanya, Saiful dan teman-temannya membeli tanah yang sekarang menjadi kafe tersebut. Lantas membangun tempat nongkrong para pemuda, agar terus ramai. “Ternyata penjahat-penjahatnya bukan orang sini. Kami suruh pergi setelah itu. Jadi awalnya hanya jadi temapat berkumpul. Baru dibangun warung November 2015,” paparnya.

Saiful tidak menduga, bila warungnya menjadi ramai dikunjungi. Terutama oleh kalangan menengah ke atas. “Awalnya bukan untuk menengah ke atas. Karena viewnya bagus dan pengunjung bisa turun ke bawah. Bisa pesan makan di bawah, jadi banyak warga kelas menengah ke atas yang datang ke sini,” lanjutnya.

Namun jangan khawatir, Saiful mengatakan tidak akan membuat pelanggannya merogoh kantong dalam. Cukup dengan Rp 100 ribu, kata dia, sudah bisa menikmati berbagai macam menu di sana, sekaligus berwisata. Para pendaki Gunung Ijen, saat berangkat atau pulang, bisa mampir di sana.

(MH/MUA)
  1. Wisata Alam
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA