1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

25 tahun bekerja di perkebunan kakao,Madin:Baru pertama kali merasakan rasa cokelat

"Saya sudah bekerja selama 25 tahun di bagian pembasmi hama, tetapi baru merasakan cokelat hasil perkebunan sini ya pertama kali ini".

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Sabtu, 12 Mei 2018 15:18

Merdeka.com, Banyuwangi - Abdul Madin (45) telah bekerja selama 25 tahun bekerja di perkebunan kakao milik PTPN XII Perkebunan Kendeng Lembu, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Perkebunan Kakao di Kendeng Lembu, telah menghasilkan cokelat terbaik yang dipasarkan ke Eropa.

Namun, Madin baru pertama kali merasakan cokelat dari tempat bekerjanya setelah berlangsungnya Festival cokelat, Sabtu (12/5).

"Saya sudah bekerja selama 25 tahun di bagian pembasmi hama, tetapi baru merasakan cokelat hasil perkebunan sini ya pertama kali ini," kata Madin sambil meminum cokelat yang disediakan secara gratis.

Festival cokelat di perkebunan kakao di Kendeng Lembu berupaya mengenalkan potensi cokelat Banyuwangi. Pihak PTPN telah membuat Dosoen Kakao di areal perkebunan kakao. Saat ini masyarakat maupun wisatawan sudah bisa menikmati cokelat yang jadi produk terbaik di Eropa ini.

Sementara itu Misatun salah satu pekerja di bagian sortasi juga telah bekerja selama 45 tahun di Perkebunan Kendeng Lembu, namun baru pertama juga dia menikmati cokelat setelah adanya festival.

"Iya baru pertama juga menikmati cokelat dari kebun sini, rasanya enak," jelasnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, Doesoen Kakao merupakan hasil kolaborasi PTPN dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mendukung sektor pariwisata.

"Kalau mau makan cokelat terbaik ya datang ke Glenmore," ujar Anas saat mebuka Festival cokelat.

Mulanya, Festival cokelat serta terbentuknya Doesoen Kakao berawal dari kesadaran bahwa di Banyuwangi ada cokelat terbaik yang sudah rutin dikirim ke Swiss, Jerman dan negara-negara di Eropa namun masyarakatnya sendiri banyak yang belum pernah menikmati cokelat dari hasil kebun kakao.

"Mereka awalnya hanya mengolah saja, tetapi belum penah merasakan coklat hasil olahan karena sudah dikirim setengah jadi ke Swiss dan negara-negara Eropa," terangnya.

Festival cokelat yang pertma kali digelar ini, menyajikan hingga 3.000 cangkir cokelat gratis untuk masyarakat dan ratusan pelajar yang hadir.

Dalam kesempatan tersebut, Anas meminta agar PTPN segera membangun museum cokelat dalam waktu 6 bulan ke depan. Ini perlu agar menjadi wisata edukasi yang berisi sejarah pekebunan kakao atau cokelat, jenis kakao hingga manfaat mengkonsumsi cokelat. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk membangun homstay untuk penginapan wisatawan.

"Saya minta 6 bulan sudah selesai. Kalau endak kami minta BUMN untuk mempercepat. PTPN bisa mendorong homstay tumbuh di masyarakat. Diberi pelatihan untuk menerima tamu. Ini bisa dibantu oleh dinas pariwisata," kata dia.


Manager Kebun Kendeng Lembu Titon Tantular, mengatakan destinasi ini dibuka sejak 2016 dengan luas areal untuk wisata sekitar 4 hektar, di antara luasan 1500. Perkebunan Kendeng Lembu sendiri mampu memproduksi cokelat hingga 950 ton per tahun, dengan produktivitas hingga 800 kilogram kakao per hektar.

"Kebanyakan kami ekspor ke Jepang, Jerman, Perancis, Italia, Amerika, Malaysia, dan Singapura," jelas Titon Tantular.

Saat ini pihaknya juga membuat olahan cokelat dalam bentuk permen, cokelat panas dan berbagai olahan lain. Para Ibu-ibu PKK juga diajak untuk mengolah berbagai makanan tradisional yang dicampur dengan cokelat, seperti pisang crispy topping cokelat dan klepon.

Cokelat Glenmore dikenal sebagai kualitas terbaik dunia karena kondisi geografis yang mendukung untuk jenis Kakao Edel. Kakao jenis edel memiliki biji berwarna putih, berbeda dengan biji kakao pada umumnya yang berwarna keunguan.

"Kadar lemaknya rendah dan tidak mudah meleleh. Rasa cokelatnya cenderung asam buah-buahan, dan setelah itu megeluarkan rasa madu," katanya.

(ES/MUA)
  1. Abdullah Azwar Anas
  2. Festival Banyuwangi 2018
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA