Berbagai kreativitas secara individu maupun tim ditampilkan dengan maksimal. Ada yang membawakan dongeng, puisi, aksi teatrikal, kesenian barong.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, mengundang 1000 anak-anak berkebutuhan khusus yang berprestasi untuk hadir di Pendopo Sabha Swagata Blambangan. Anak-anak penyandang disabilitas tersebut hadir untuk saling menunjukkan prestasi dan kreativitas yang dimiliki dalam Festival Anak Berkebutuhan Khusus.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, kegiatan ini merupakan perhatian Pemkab Banyuwangi kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Sebab anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi.
"Semoga ini menjadi media dan motivasi bagi anak berkebutuhan khusus. Agar mereka punya media untuk mengembangkan minat dan bakatnya," ujar Anas saat membuka Festival Berkebutuhan Khusus, Kamis (2/11).
Festival Anak Berkebutuhan Khusus diikuti oleh 1000 anak dari 117 lembaga pendidikan inklusi di Banyuwangi. Ada anak yang menyandang tuna netra, tuna grahita, tuna wicara, autis dan lainnya.
Berbagai kreativitas secara individu maupun tim ditampilkan dengan maksimal. Ada yang membawakan dongeng, puisi, aksi teatrikal, kesenian barong, musik dan masih banyak lagi.
"Setiap hari nanti ada kegiatan di masing-masing Ruang Terbuka Hijau setiap kecamatan. Kemudian peduli anak-anak disabilitas di sekolah maupun yayasan yang ada anak-anak berkebutuhan khususnya," jelasnya.
Dedy Mizwar, salah satu penyandang tuna netra yang pernah menjadi juara pertama lomba mendongeng tingkat nasional, membawakan dongeng "Kisah Serigala dan Ayam".
Dedy berhasil memikat haru penonton dan memberikan tepuk tangan. Siswa SDLBA Negeri Kelurahan Mojopanggung terkenal bisa menirukan beragam karakter suara manusia dan hewan. Dari suaranya itu, Dedy berhasil memberikan deskripsi cerita yang kuat.
"Nah teman-teman, pesan dalam cerita ini, jangan malas belajar ya. Biar tidak mudah dibodohi," ujar Dedy.
Dia mengatakan, saat masih kecil dia sering diajak orang tuanya ke sawah untuk mengusir burung yang memakan padi, hingga bertemu dengan berbagai suara hewan lain.
"Dan setiap tanam jagung diajak mengusir babi, karena dekat hutan jadi saya sering mendengar suara hewan,"ujar Dedy.
Dedy memang sudah sering meraih juara mendongeng. Pada tahun 2015, dia meraih juara pertama mendongeng tingkat Kabupaten Banyuwangi, kemudian tahun 2016 meraih juara pertama tingkat provinsi dan juara pertama tingkat nasional pada tahun 2017.