1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Festival Kawitan, kampung pertama yang menunjukkan potensi wisatanya

Rastiko melanjutkan rumah-rumah kuno di Temenggungan hingga sekarang masih ditempati keturunan pejabat era Kerajaan Blambangan.

Festival Kawitan. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 19 September 2017 12:25

Merdeka.com, Banyuwangi - Melalui Festival Kampoen Wisata Temenggungan (Kawitan) Pemuda Kelurahan Temenggungan, Kabupaten Banyuwangi saling menunjukkan potensi wisata yang dimiliki kampungnya. Beragam potensi dimunculkan seperti kesenian musik tradisional patrol yang dikemas jazzy, musik gamelan, kuntulan, seni barong, dan batik.

Sementara kuliner tradisional Using juga disajikan seperti rujak soto, pecel rawon dan nasi cawuk yang masih mudah ditemukan di Temenggungan.

Eko Rastiko, Ketua Kawitan menjelaskan, Kelurahan Temenggungan yang berada di samping Pendopo Sabha Swagata Blambangan merupakan kampung pertama yang ada di Banyuwangi. Tercatat secara administratif pertama kali sejak masa pemerintahan Bupati pertama, Mas Alit pada 1774.

"Jadi kesenian dan budaya yang masih kami lestarikan turun temurun coba kami sajikan. Kami juga masih merawat rumah-rumah kuno era itu," ujar Rastiko, Senin (18/9).

Rastiko melanjutkan rumah-rumah kuno di Temenggungan hingga sekarang masih ditempati keturunan pejabat era Kerajaan Blambangan. Sementara Ibu-ibu rumah tangga di Temenggungan saat ini, lebih dari 50 persen memiliki kreativitas membatik.

"Hampir semua bisa membatik. Di sebelah sana, ada Mak Ucum, sudah membatik sejak era Jepang sampai sekarang," katanya.

Potensi-potensi tersebut, berupaya dikenalkan melalui Festival Kawitan. Malam itu, ribuan orang berkumpul di halaman Pendopo Sabha Swagata Blambangan untuk menyaksikan berbagai atraksi seni musik, tari dan teatrikal. Tidak hanya seniman Temenggungan, musisi Barat juga tampil berkolaborasi.

Lagu-lagu tradisional Using sepertiĀ  Kelangan, Langit Lan Bumi, Lir Pedhote Banyu dimainkan dengan alat musik tradisional patrol dengan irama jazzy.

Warga Temenggungan juga menampilkan drama teatrikal Sritanjung dan Sidopekso yang merupakan legenda Asal mula nama Banyuwangi. Sumur Sritanjung juga berada di Temenggungan sebagai salah satu paket kunjungan wisata budaya lokal.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya menyampaikan, melalui festival, Pemkab Banyuwangi berupaya menguatkan potensi Temenggungan yang banyak memiliki nilai wisata sejarah.

"Kami sangat bangga warga Temenggungan bisa menggelar festival yang mengangkat potensi lokalnya. Semoga Temenggungan akan menjadidestinasi wisata yang semakin dikenal apalagi lokasinya di kota sangat cocok untuk jadi bagian wisata city tour di Kota Banyuwangi," ujar Anas.

Kampung Kawitan, saat ini sudah siap melayani wisatawan yang ingin menikmati pertunjukan seni, sekaligus paket wisata berkunjung ke lokasi industri kreatif, kuliner, kerajinan, dan sejarah arsitektur yang dimilikinya.

(FF/MUA)
  1. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA